1.
Manajemen
A.
Pengertian dan Peranan Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis
kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen
belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker
Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
B. Latar
Belakang Sejarah Manajemen
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak
sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan
tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida
tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza
tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa mempedulikan apa sebutan
untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan,
mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para
pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala
sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini
tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan,
mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran
manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal , era manusia sosial, dan era
moderen.
PEMIKIRAN AWAL MANAJEMEN
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa
penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika
Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation.
Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh
organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan
ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri
pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh
orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peneliti dapat
menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap
orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat
hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan
bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan 1. meningkatnya
keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, 2. menghemat waktu yang terbuang
dalam pergantian tugas, dan 3. menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat
menghemat tenaga kerja. Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan
ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris.
ERA MANUSIA SOSIAL
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya
mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era
manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun
1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi
penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
ERA MODERN
Ditandai dengan hadirnya konsep manajemen
kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan
oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards
Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
C. Fungsi
dan Proses Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar
yang selalu ada dan melekat dalam proses manajemen yang akan dijadiakan acuan
oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi
manajemen dapat dilakukan di perusahaan manapun. Pada fungsi manajemen tersebut
terdapat beberapa pendapat mengenai fungsi manajemen:
1)
George R. Terry
Fungsi manajemen: planning,organizing,
actuating, dan controlling.
2)
Harold Kontz dan Cyrill O’Donnel
Fungsi manajemen: planning, organizing,
staffing, directing, dan Controlling
3)
Henry Fayol
Fungsi manajemen: planning, organizing,
commanding, coordinating dan controlling
proses manajemen adalah serangkaian keputusan
dan kegiatan kerja yang terus menerus dimana manajer terlibat sewaktu mereka
merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkordinasi, dan mengawasi .
Model manajemen yang merupakan kegiatan utama
manajemen yaitu : Perencanaan, Pengorganisasian, Kepemimpinan, Pengendalian.
Perencanaan :
Merupakan pemilihan sasaran organisasi atau penentuan organisasi yang
kemudian dijabarkan ke dalam bentuk kerja sama dan pembagian tugas
Pengorganisasian :
Sebagai wadah atau alat yang dapat digunakan untuk merealisasikan sasaran atau tujuan
organisasi yang telah ditetapkan bersama
Kepemimpinan :
Dilakukan oleh manajer untuk dapat mengarahkan, mengkoordinasikan dan
mempengaruhi kepada bawahan untuk bekerja dengan sadar dan tanpa paksaan untuk
mencapai tujuan.
Pengendalian :
Upaya untuk melancarkan usaha perbaikan dan pengembangan yang menekankan
pada penggunaan rencana yang strategic (rencana panjang dengan cakupan yang luas).
D.
Ciri-ciri Manajer Profesional
Profesional diartikan sebagai ciri-ciri
kekuatan yang dimiliki seseorang berupa keahlian, kompetensi, kerja efisien,
keterampilan, kualifaid-pandai, berpengalaman, dan sifat mengagumkan.
Dalam konteks SDM, manajemen
profesional adalah pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut dalam pengembangan mutu
SDM secara profesional. Lawannya adalah manajemen amatiran yang ciri-cirinya
bertentangan dengan ciri-ciri manajemen profesional.
Ciri-ciri manajemen profesional dalam
pengembangan mutu SDM dapat dilihat dari sisi operasional dan manajerial yakni:
1. Berbudaya korporat: transparansi,
independensi, responsif, akuntabilitas,
dan kejujuran.
2. Dukungan manajemen puncak.
3. Bermanfaat untuk kepentingan internal dan
juga eksternal organisasi.
4. Berorientasi ke masa depan dengan
pendekatan holistic.
5. Berdimensi jangka panjang dan bersinambung.
6. Sistem nilai-prinsip efisiensi dan
efektivitas.
7. Dilakukan secara terencana/terprogram.
8. Monitoring dan evaluasi serta umpan balik.
9. Dilakukan oleh pelaku dan tentunya pimpinan
unit yang memiliki:
• kompetensi atau keahlian
dan pengalaman panjang di bidangnya
• sifat haus pada
tantangan-tantangan
• sikap dan keterampilan
inovatif, kreatif, inisiatif dan efisien
• integritas tinggi
• sifat menghargai profesi
lain
• sifat yang selalu siap
menghadapi setiap resiko
• bertanggung jawab atas
setiap kata dan perbuatannya
10. Penggunaan teknologi tepat guna.
11. Kepemimpinan dalam membangun komitmen.
12. Partisipasi aktif semua anggota.
13. Kerjasama tim.
14. Pemberian penghargaan pada tiap karyawan
yang berprestasi (kompensasi termasuk peluang pendidikan-pelatihan lanjutan dan
promosi karir).
15. Persuasi pada karyawan yang kurang
berprestasi untuk menjadi yang terbaik melalui konsultasi-bimbingan dan
pendidikan-pelatihan bersinambung.
E.
Keterampilan Manajemen yang di Butuhkan
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan
bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.[14] Ketiga
keterampilan tersebut adalah:
1.
Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus
memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan
organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan
menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu.
Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut
sebagai proses perencanaan atau planning
2.
Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga
perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan
berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan.
Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan
yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan
akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka
kepada atasan
3.
Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal
bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan
kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan
program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky
W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer,
yaitu:
1.
Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada
kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara
bijaksana
2.
Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan
masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat
keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok
manajer atas (top manager)
2.
Organisasi
A.
Definisi Organisasi
Menurut Stoner mengatakan bahwa organisasi
adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah
pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. Sedangkan, Chester I. Bernard
berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena
dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan
yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap
masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui
keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
organisasi mencakup 3 elemen pokok:
a. Interaksi manusia
b. Kegiatan yang mengarah pada tujuan
c. Struktur organisasi itu sendiri
B.
Pentingnya mengenal Organisasi.
Semakin ketat persaingan didalam dunia Global
ini sangat penting bagi kita untuk mengenal yang namanya organisasi, pada
dasarnya organisasi itu ditandai dengan adanya sharing atau yang biasa dibilang
saling bertukar pikiran demi tercapainya suatu tujuan. Dengan sharing ini kita
dapat mengenal dan memahami tiap individu didalam kelompok sehingga kita dapat
membagi tanggung jawab anggota didalam sebuah organisasi.
Oleh
karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara-cara berorganisasi yang baik.
Berikut beberapa cirinya:
- Pertama, organisasi harus memiliki anggota
yang jelas identitas dan kuantitasnya.
- Kedua, organisasi harus memiliki pula
identitas yang jelas tentang keberadaannya dalam masyarakat.
- Ketiga, organisasi harus memiliki pemimpin
serta susunan manajemen yang juga jelas pembagian tugasnya. Masing-masing
bagian, divisi, maupun seksi juga aktif memainkan perannya.
- Keempat, dalam setiap aktivitas organisasi
harus mengacu pada manajemen yang sehat. Misalnya, ada tiga tahapan dalam
menjalankan roda organisasi, yaitu planning (perencanaan), action
(pelaksanaan), dan evaluation (penilaian)..
- Kelima, organisasi harus mendapat tempat di
hati masyarakat sekitarnya. Artinya, organisasi itu dirasakan benar manfaatnya
bagi masyarakat. Maka, kegiatan organisasi dituntut untuk mengakar kepada
kebutuhan anggota khususnya, bahkan untuk masyarakat di sekelilingnya.
C.
Bentuk-bentuk Organisasi
a. Organisasi fungsional
Suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan
tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional
untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.
b. Organisasi fungsional dan garis
Bentuk organisasi dimana wewenang dari
pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian dibawahnya yang mempunyai
keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang
koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.
c. Organisasi komite
Bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan
dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang
berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistic manajemen.
d. Organisasi garis dan staff
Suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan
wewenang berlangsung secara vertical. Manajer ditempatkan satu atau lebih
pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai
penasehat.
e. Organisasi matrix
Organisasi dimana penggunaan struktur
organisasi menunjukan dimana para spesialis yang mempunyai keterampilan
dimasing-masing bagian dari bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu
untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.
D.
Prinsip-prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip Organisasi
1.
Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan
yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya
tujuan.
2.
Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis
kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana,
sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban,
dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3.
Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima
perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas
dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang
kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin
tercapainya hasil yang diharapkan.
5.
Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai
harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
6.
Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya,
melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat
berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan
kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai.
7.
Prinsip Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus
dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang
kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi.
8.
Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi
secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan
kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9.
Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak
dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
10.
Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang
efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi
harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut.
11.
Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan
pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri
(internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external
factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12.
Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan
adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan
aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin
organisasi tersebut.
E.
Keterampilan Manajemen yang dibutuhkan
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan
bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.[14] Ketiga
keterampilan tersebut adalah:
1.
Keterampilan konseptual (conceptional skill)
2.
Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
3.
Keterampilan teknis (technical skill)
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky
W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer,
yaitu:
1.
Keterampilan manajemen waktu
2.
Keterampilan membuat keputusan
F. Sebab
Keberhasilan dan Kegagalan Organisasi
Salah satu faktor penentu
keberhasilan/kegagalan organisasi adalah faktor Sumber Daya Manusia (SDM).
Keunggulan mutu bersaing suatu organisasi sangat ditentukan oleh mutu SDM-nya.
Penanganan SDM harus dilakukan secara menyeluruh dalam kerangka sistem
pengelolaan SDM yang bersifat strategis, integrated, interrelated, dan unity.
Organisasi sangat membutuhkan SDM yang kompeten, memiliki kompetensi tertentu
yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya.
sebab keberhasilan organisasi:
1. Kesatuan pimpinan dan perintah
2. Solidaritas yang tinggi
3. Pengambilan keputusan yang bijak dan cepat
4. Segala sesuatu yang berkaitan dengan masa
depan suatu organisasi harus di musyawarahkan
5. Menjunjung tinggi nilai tanggung jawab dan
disiplin
6. Kerja sama yang baik
Sebab kegagalan organisasi:
1. tidak adanya komunikasi yang baik antara
anggota organisasi dan pemimpin
2. kekurang kompakan dalam organisasi
3. kurang disiplin
4. tidak bertanggung jawab pada suatu hal yang
dikerjakan
5. kerja sama tidak terlalu baik
Sumber :
-
buku
ekonomi SMA: terbitan piranti dan erlangga
0 komentar:
Posting Komentar