A.
Macam-macam strategi pembangunan ekonomi
I. Strategi
Pertumbuhan
Strategi pembangunan ekonomi suatu
negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, dan juga bagaimana
menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat menimbulkan
efek pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati
oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah ( trickle – down – effect
) pendistribusian kembali. Jika terjadi ketidak merataan hal tersebut merupakan
prasyarat terciptanya pertumbuhan ekonomi. Kritik paling keras dari strategi
yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketidak
merataan yang semakin tajam.
II. Strategi
Pembangunan dengan Pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan
ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering,
seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
III. Strategi
Ketergantungan
Inti dari konsep strategi tergantungan
adalah :
- Kemiskinan di negara – negara
berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari
pihak / negara lainnya.
- Teori ketergantungan ini kemudian
dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “Teori ketergantungan tersebut memang
cukup relevan namun sayangnya telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan
dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (Self Development).
IV. Strategi
yang Berwawasan Ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall
dan Hirschman, yang mengemukakan sebab-sebab kurang mampunya daerah miskin
berkembang secepat daerah yang lebih kaya/maju.
Menurut mereka kurang mampunya daerah
miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan/pengaruh menyetor
dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil daripada terjadnya aliran
sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (Back-wash-effects). Perbedaan
pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa
keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya,
sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
V. Strategi
Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasarana dari strategi ini adalah
menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan
oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan
bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan
masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena
itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan
kebutuhan pokok dan sejenisnya.
B. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan Strategi Pembangunan Ekonomi
Meninjau faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan strategi pembangunan ekonomi, pasti yang menjadi
pertanyaan adalah “apa tujuan yang hendak dicapai?”. Apabila yang ingin dicapai
adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi
digunakannya strategi tersebut yaitu :
1. Tingkat
pertumbuhan ekonomi yang rendah
2. Akumulasi
kapital yang rendah
3. Tingkat
pendapatan pada kapital yang rendah
4. Struktur
ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang juga kurang berkembang.
Faktor yang mempengaruhi
diberlakukannya strategi pembangunan yang berorientasi pada penghapusan
kemiskinan pada dasarnya dilandasi oleh keinginan bahwa kemiskinan harus segera
diatasi.
C.
Strategi pembangunan ekonomi Indonesia
Melihat perkembangan ekonomi di
Indonesia saat ini cukuplah baik. Namun tetap masih ada masalah dalam masalah
ekonomi di Indonesia yaitu masalah pada korupsi. Sangat sulit memberantas
korupsi di Indonesia, ini lah kendala yang masih terjadi pada strategi
pembangunan ekonomi Indonesia. Bukan
hanya itu, tetapi kenyataannya nampak adanya kecenderungan lebih memperhatikan
pada tujuan-tujuan politik dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Pada awal Orde Baru, strategi
pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan
perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha-usaha untuk menekan
laju inflasi yang sangat tingi (Hyper Inflasi).
Strategi-strategi tersebut kemudian
dipertegas dengan ditetapkan sasaran-sasaran dan titik berat setiap Repelita,
yakni :
• REPELITA
I : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung
sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
• REPELITA
II : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri
yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat
bagi tahap selanjutnya.
• REPELITA
III : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan
meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan
landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
• REPELITA
IV : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha
menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan
mesin-mesin industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus dikembangkan
dalam Repelita-repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap
selanjutnya.
D. Perencanaan Pembangunan
1. Manfaat
dari perencanaan :
• Standar
pelaksanaan dan pengawasan
• Pemilihan
berbagai alternative terbaik
• Penyusunan
skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
• Menghemat
pemanfaatan sumber daya organisasi
• Membantu
manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
• Alat
memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait, dan,
• Alat
meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
2. Periode
perencanaan pembangunan :
Periode Orde Baru, dibagi dalam :
• Periode 1945 – 1950
• Periode 1951 – 1955
• Periode 1956 – 1960
• Periode 1961 – 1966
Periode Setelah Orde Baru, dibagi
dalam :
• Periode 1966 s/d periode stabilisasi
dan rehabilitasi
• Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
• Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
• Periode Repelita III :
1979/80 – 1983/84
• Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
• Periode Repelita V :
1989/90 – 1993/94
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar