Babak baru kehidupan berbangsa
yang merdeka bagi Indonesia dimulai setelah proklamasi kemerdekaan pada 17
Agustus 1945. Paska proklamasi, Indonesia mengalami berbagai perubahan asa,
paham, ideology dan doktrin dalam kehidupan berbangsa. Di dalam perjalanan
sejarahnya, Indonesia mengalami pergantian system pemerintahan. Pergantian
system itu disebabkan oleh munculnya aksi dan reaksi dari kebijakan
pemerintahan dan rakyat Indonesia. Secara garis besar sejarah Indonesia dibagi
menjadi tiga masa, yaitu masa orde lama, masa orde baru, dan masa reformasi.
Pada masa-masa itulah Indonesia mengalami berbagai perubahan di segala bidang
dan pergantian dalam system pemerintahan.
·
Masa Orde Lama
Masa pasca kemerdekaan
(1945-1950)
Keadaan ekonomi
keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh :
- Inflasi
yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang
secara tidak terkendali.
- Adanya
blockade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan
luar negri RI.
-
Kas
Negara kosong.
-
Eksploitasi
besar-besaran di masa penjajahan.
·
Masa Orde Baru
Pada awal orde baru,
stabilisasi ekonomi dan stabilisasi politik menjadi prioritas utama. Program
pemerintah berorientasi pada usaha pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan
negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pengendalian inflasi mutlak
dibutuhkan, karena pada awal 1966 tingkat inflasi kurang lebih 650 % per tahun.
Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan
pemerintah. Oleh karena itu pemerintah menempuh cara sebagai berikut.
1.
Stabilisasi
dan Rehabilitasi ekonomi
2.
Kerja
sama luar negri
3.
Pembangunan
nasional
Dampak Positif
Kebijakan ekonomi Orde Baru :
v Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan baik
dan hasilnyapun dapat terlihat secara konkrit.
v Indonesia mengubah
status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi
kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
v Penurunan angka kemiskinan
yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
v Penurunan angka
kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin meningkat.
Dampak Negatif
Kebijakan ekonomi Orde Baru :
v Kerusakan serta
pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam
v Perbedaan ekonomi
antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompok dalam masyarakat terasa
semakin tajam.
v Terciptalah kelompok
yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial)
v Menimbulkan
konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
v Pembagunan yang
dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan
masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata.
v Pembangunan hanya
mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi,
dan sosial yang demokratis dan berkeadilan.
·
Masa Reformasi
Era Reformasi di Indonesia dimulai pada
pertengahan 1998, tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei
1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie.
Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidak puasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidak puasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Pemerintahan Soeharto
semakin disorot setelah Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang kemudian memicu
Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. Gerakan mahasiswa pun meluas hampir
diseluruh Indonesia. Di bawah tekanan yang besar dari dalam maupun luar negeri,
Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Pemerintahan
reformasi dari tahun 1998 sampai sekarang sudah mengalami beberapa pergantian
presiden, antara lain yaitu:
1. B.J Habibie (21 Mei
1998 – 20 Oktober 1999)
Masa
pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana Moneter
Internasional untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu,
Habibie juga melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan kebebasan
berekspresi.
Kejadian penting dalam masa pemerintahan Habibie adalah keputusannya untuk mengizinkan Timor Timur untuk mengadakan referendum yang berakhir dengan berpisahnya wilayah tersebut dari Indonesia pada Oktober 1999.
Kejadian penting dalam masa pemerintahan Habibie adalah keputusannya untuk mengizinkan Timor Timur untuk mengadakan referendum yang berakhir dengan berpisahnya wilayah tersebut dari Indonesia pada Oktober 1999.
Keputusan
tersebut terbukti tidak populer di mata masyarakat sehingga hingga kini pun
masa pemerintahan Habibie sering dianggap sebagai salah satu masa kelam dalam
sejarah Indonesia.
2. Abdurrahman Wahid (20
Oktober 1999-23 Juli 2001)
Pada pemilu yang diselenggarakan pada 1999, partai
PDI-P pimpinan Megawati Soekarnoputri berhasil meraih suara terbanyak. Tetapi
karena jabatan presiden masih dipilih oleh MPR saat itu, Megawati tidak secara
langsung menjadi presiden. Abdurrahman Wahid, pemimpin PKB, partai dengan suara
terbanyak kedua saat itu, terpilih kemudian sebagai presiden Indonesia ke-4. Megawati
sendiri dipilih Abdurrahman Wahid sebagai wakil presiden.
Masa pemerintahan Abdurrahman Wahid diwarnai dengan gerakan-gerakan separatisme yang makin berkembang di Aceh, Maluku dan Papua. Selain itu, banyak kebijakan Abdurrahman Wahid yang ditentang oleh MPR/DPR.
Masa pemerintahan Abdurrahman Wahid diwarnai dengan gerakan-gerakan separatisme yang makin berkembang di Aceh, Maluku dan Papua. Selain itu, banyak kebijakan Abdurrahman Wahid yang ditentang oleh MPR/DPR.
Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran berkumpul di
Gedung MPR dan meminta Abdurrahman Wahid untuk mengundurkan diri dengan tuduhan
korupsi. Di bawah tekanan yang besar, Abdurrahman Wahid lalu mengumumkan
pemindahan kekuasaan kepada wakil presiden Megawati Soekarnoputri.
Melalui Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001,
Megawati secara resmi diumumkan menjadi Presiden Indonesia ke-5.
3. Megawati Soekarnoputri (23 Juli 2001-20 Oktober 2004)
Megawati dilantik di tengah harapan akan membawa
perubahan kepada Indonesia karena merupakan putri presiden pertama Indonesia,
Soekarno.
Meski ekonomi Indonesia mengalami banyak
perbaikan, seperti nilai mata tukar rupiah yang lebih stabil, namun Indonesia
pada masa pemerintahannya tetap tidak menunjukkan perubahan yang berarti dalam
bidang-bidang lain.
Popularitas Megawati yang awalnya tinggi di mata
masyarakat Indonesia, menurun seiring dengan waktu. Hal ini ditambah dengan
sikapnya yang jarang berkomunikasi dengan masyarakat sehingga mungkin
membuatnya dianggap sebagai pemimpin yang 'dingin'.
Megawati menyatakan pemerintahannya berhasil dalam memulihkan ekonomi Indonesia, dan pada 2004, maju ke Pemilu 2004 dengan harapan untuk mempertahankan kekuasaannya sebagai presiden.
Megawati menyatakan pemerintahannya berhasil dalam memulihkan ekonomi Indonesia, dan pada 2004, maju ke Pemilu 2004 dengan harapan untuk mempertahankan kekuasaannya sebagai presiden.
4. Susilo Bambang
Yudhoyono (20 Oktober 2004-sekarang)
Pada
tahun 2004, Indonesia menyelenggarakan pemilu presiden secara langsung
pertamanya. Ujian berat dihadapi Megawati untuk membuktikan bahwa dirinya masih
bisa diterima mayoritas penduduk Indonesia. Dalam kampanye, seorang calon dari
partai baru bernama Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono,
muncul sebagai saingan yang hebat baginya.
Partai Demokrat yang sebelumnya kurang dikenal, menarik perhatian masyarakat dengan pimpinannya, Yudhoyono, yang karismatik dan menjanjikan perubahan kepada Indonesia. Karisma Yudhoyono berhasil menarik hati mayoritas pemilih dan Demokrat memenangkan pemilu legislatif pada awal 2004, yang diikuti kemenangan Yudhoyono pada pemilihan presiden.
Partai Demokrat yang sebelumnya kurang dikenal, menarik perhatian masyarakat dengan pimpinannya, Yudhoyono, yang karismatik dan menjanjikan perubahan kepada Indonesia. Karisma Yudhoyono berhasil menarik hati mayoritas pemilih dan Demokrat memenangkan pemilu legislatif pada awal 2004, yang diikuti kemenangan Yudhoyono pada pemilihan presiden.
sumber :
0 komentar:
Posting Komentar