Anggaran pendapatan dan belanja
Negara (APBN) adalah suatu daftar yang memuat rincian pendapatan dan
pengeluaran Negara untuk suatu masa tertentu, biasanya satu tahun. Pada masa
orde baru, APBN berlaku dari tanggal 1 April sampai dengan 31 Maret tahun
berikutnya. Sedang untuk saat ini APBN dihitung sejak tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 Desember.
1. Perkembangan Dana Pembangunan
Indonesia
Dari segi perencanaan pembangunan
di Indonesia, APBN adalah konsep perencanaan Pembangunan yang memiliki jangka
pendek, karena itulah APBN selalu disususn setiap tahun. APBN disusun agar
pengalokasian dana pembangunan dapat berjalan dengan memperhatikan prinsip
berimbang dan dinamis. Hal tersebut perlu diperhatikan mengingat tabungan
pemerintah yang berasal dari selisih antara penerimaan dalam negeri dengan
pengeluaran rutin, belum sepenuhnya menutupi kbutuhan biaya pembangunan di
Indonesia.
Meskipun dari PELITA ke PELITA
jumlah tabungan pemerintah sebagai sumber pembiayaan pembangunan terbesar,
terus mengalami peningkatan namun kontribusinya terhadap keseluruhan dana
pembangunan yang dibutuhkan masih jauh dari yang diharapkan.
Dengan kata lain ketergantungan
dana pembangunan terhadap sumber lain, dalam hal ini pinjamanan luar negeri
masih cukup besar. Namun demikian mulai tahun terakhir PELITA, persentasi
tabungan pemerintah sudah mulai lebih besar dibanding pinjaman luar negeri. Hal
ini tidak terlepas dari peranan sektor migas yang saat itu sangat dominan, serta
dengan dukungan beberapa kebijakan pemerintah dalam masalah perpajakan dan
upaya peningkatan penerimaan negara lainnya.
Untuk menghindari terjadinya
defisit anggaran pembangunan, Indonesia masih mengupayakan sumber dana dari
luar negeri, dan meskipun IGGI ( Inter Govermmental Group on Indonesia ) bukan
lagi menjadi forum Internasional yang secara formal membantu pembiayaan
pembangunan di Indonesia, namun dengan lahirnya CGI ( Consoltative Group on
Indonesia ) kebutuhan pinjaman luar negeri sebagai dana pembangunan masih dapat
diharapkan. Yang perlu diingat bahwa sebaiknya pinjaman tersebut ditempatkan
sebagai pelengkap pembangunan dan peran tabungan pemerintahlah yang tetap harus
dominan, bukan sebaliknya.
2. Proses Penyusunan Anggaran
Anggaran merupakan sejumlah uang
yang dihabiskan dalam periode tertentu untuk melaksanakan suatu program Proses
Penyusunan Anggaran. Secara garis besar, proses penyusunan anggaran terbagi
menjadi 2, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).
1. Dari Atas ke Bawah ( top-down )
Merupakan proses penyusunan
anggaran tanpa penentuan tujuan sebelumnya dan tidak berlandaskan teori yang
jelas. Proses penyusunan anggaran dari atas ke bawah ini secara garis besar
berupa pemberian sejumlah uang dari pihak atasan kepada karyawannya agar
menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk menjalanan sebuah program.
Terdapat 5 metode penyusunan anggaran dari atas ke bawah, yaitu :
1.
Metode kemampuan ( the affordable method ), yaitu metode dimana perusahaan
menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan operasional dan produksi
tanpa mempertimbangkan efek pengeluaran tersebut.
2.
Metode pembagian semena-mena ( Arbitrary allocation method ), yaitu proses
pendistribusian anggaran yang tidak lebih baik dari metode sebelumnya.
3.
Metode persentase penjualan ( Percentage of sales ), yaitu menggambarkan
efek yang terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan dengan
presentase peningkatan penjualan dilapangan.
4.
Melihat pesaing ( competitive parity ) karena sebenarnya tidak ada
perusahaan yang tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya.
5. Pengembalian investasi ( return
of investment ) yitu pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan
terkait dengan sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitas
promosi lainnya.
2. Dari Bawah ke Atas ( Bottom-up )
Merupakan proses penyusunan
anggaran berdasarkan tujuan yang telah diterapkan sebelumnya dan anggaran
ditentukan belakangan setelah tujuan selesai disusun. Proses penyusunan
anggaran dari bawah ke atas merupakan komunikasi strategis antara tujuan dengan
anggaran. Ada 3 metode dasar proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas,
yaitu :
1.
Metode tujuan dan tugas ( Objective and task method ) yaitu dengan
menegaskan pada penentusn tujun dan anggaran yang disusun secara beriringan.
Terdapat 3 langkah yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan tujuan,
penentuan strategi dan tugas yang harus dikerjakan, dan pekiraan anggaran yang
dibutuhkan utuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
2.
Metode pengembalian berkala ( payout planning ) yaitu menggunakan prinsip
investasi dimana pengembalian modal diterima setelah waktu tertentu. Selama
tahun pertama, perusahaan akam mengalami rugi dikarenakan biaya promosi dan
iklan masih melebihi keuntungan yang diterima hasil penjualan. Tahun kedua,
perusahaan akan mencapai titik impas (break event point) antara biaya promosi
dengan keuntungan yang diterima. Setelah masuk tahun ketiga, barulah perusahaan
akan menerima keuntungan penjualan. Strategi ini hasilnya dirasakan dalam
jangka panjang.
3. Metode perhitungan kuantitatif (
Quantitative models ) yaitu mengguakan perhitungan statistik dengan mengolah
data yang dimasukan dalam kommputer dengan teknis analisis regresi berganda (
multiple regresion analysis ). Metode ini jarang digunakan karena kompleks
dalam pemakaiannya.
3. Perkiraan Penerimaan Negara
Secara garis besar sumber
penerimaan negara berasal dari :
A. Penerimaan dalam negeri.
Penerimaan dalan negeri, yang
terdiri dari :
§
Penerimaan Pajak
1. pajak penghasilan (minyak dan
gas, non minyak dan gas)
2. pajak pertambahan nilai
3. pajak bumi dan bangunan
4. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangun (BPHTB)
5. Pajak Lainnya
6. Pajak Perdagangan Internasional
7. Bea Masuk
8. Pajak/Pengutan Ekspor
§
Penerimaan Bukan Pajak
1. Penerimaan Sumber Daya Alam
(minyak bumi, gas alam, pertambangan umum, kehutanan, perikanan)
2. Bagian Laba BUMN
3. PNPB Lainnya
B. Penerimaan Luar Negeri
Penerimaan dari luar negeri dapat
dihasilkan dari investasi atau modal proyek ataupun pinjaman keluar negeri.
Bisa juga didapatkan dari ekspor barang ataupun dari visa para tourist yang
datang ke Indonesia.
4. Perkiraan Pengeluaran
Pengeluaran Negara merupakan
pengeluaran untuk membiayai kebutuhan maupun kegiatan-kegiatan pada suatu
Negara demi mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Pengeluaran Negara dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
1. Pengeluaran rutin dan
2. Pengeluaran pembangunan
Pengeluaran rutin Negara
merupakan pengeluaran yang selalu ada dan telah terencana sebelumnya.
Pengeluaran rutin ini meliputi :
- Pengeluaran untuk belanja
pegawai
- Pengeluaran untuk belanja
barang
- Pengeluaran untuk subsidi
daerah otonom
- Pengeluaran untuk membayar
bunga dan cicilan hutang
- Dan juga pengeluaran lain-lain
Sedangkan Pengeluaran pembangunan
merupakan semua pengeluaran negara untuk membiayai proyek-proyek pembangunan.
Yang termasuk pengeluaran pembangunan diantaranya ialah :
- Pengeluaran pembangunan untuk
berbagai departemen atau lembaga Negara.
- Pengeluaran pembangunan untuk
anggaran pembangunan daerah
- Dan juga pengeluaran pembangunan
lain-lain
5. Dasar Perhitungan Perkiraan
Penerimaan Negara
Untuk memperoleh hasil perkiraan penerimaan Negara,ada
beberapa hal pokok yang harus diperhatikan.Hal-hal tersebut adalah:
§ Penerimaan Dalam Negeri dari Migas
Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah :
• Produksi minyak rata-rata per hari
• Harga rata-rata ekspor minyak mentah
§ Penerimaan Dalam Negeri diluar Migas
Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah :
• Pajak penghasilan
• Pajak pertambahan nilai
• Bea masuk
• Cukai
• Pajak ekspor
• Pajak bumi dan bangunan
• Bea materai
• Pajak lainnya
• Penerimaan bukan pajak
• Penerimaan dari hasil penjualan BBM
SUMBER :
0 komentar:
Posting Komentar