Kamis, 04 Juni 2015

Tugas Jurnal Softskill Intellectual Capital (3)

Nama              : Danang Prawibowo
NPM               : 21211707
Kelas               : 4EB08


PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN NILAI PERUSAHAAN KHUSUSNYA DI INDUSTRI KEUANGAN DAN INDUSTRI PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008 – 2012

Adrian Gozali dan Saarce Elsye Hatane
Akuntansi Bisnis Universitas Kristen Petra
Email: elsyehat@petra.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara intellectual capital dengan kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan di bidang perbankan, keuangan dan pertambangan yang secara konsisten terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012. Hipotesis penelitian ini diuji menggunakan partial least square. Metode yang digunakan adalah VAIC dari Pulic (1998) yang dihubungkan dengan kinerja keuangan (ROA, ROE, Employee Productivity) dan nilai perusahaan (Market to Book Value Ratio, Tobin’s Q). Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara VAIC dengan kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Indikator VAIC yang paling berpengaruh positif dan signifikan adalah structural capital. Pengaruh VAIC terhadap kinerja keuangan perusahaan lebih besar daripada pengaruh VAIC terhadap nilai pasar perusahaan.
Kata kunci: Intellectual capital, structural capital, VAIC, partial least square.

ABSTRACT
This study aimed to examine the affect of intellectual capital to firm’s financial performance and firm’s market value. The samples used in this study were the banking firms, financial firms and the mining firms that constantly listed in Indonesia Stock Exchange since 2008-2012. The hypothesis tested by using partial least square. Method used to examine was the VAIC method from Pulic (1998) correlated it to financial performance (ROA, ROE, Employee Productivity) and firm’s market value (Market to Book Value Ratio, Tobin’s Q). This study showed that there was positive and significant relationship between VAIC to firm’s financial performance and firm’s market value. The VAIC’s indicator that has the most positive and significant relationship was structural capital. VAIC impacted better to firm’s financial performance than to firm’s market value.
Keywords: Intellectual capital, structural capital, VAIC, partial least square.

PENDAHULUAN
Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 tidak menyurutkan pertumbuhan perusahaan industri pertambangan dan keuangan di Indonesia. Nilai suatu perusahaan dapat tercermin dari harga yang dibayar investor atas sahamnya di pasar. Penghargaan yang lebih atas suatu perusahaan dari para investor ini diyakini disebabkan oleh adanya intelectual capital yang dimiliki perusahaan (Chen et al., 2005).
Pada tahun 1998, Pulic mengajukan suatu ukuran untuk menilai Intellectual Capital (IC) perusahaan. Metode ini adalah rangkuman dari HC, SC dan CC. Metodenya disebut dengan Efisiensi Nilai Tambah Sebagai Hasil dari Kemampuan Intelektual Perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient™ - VAIC™). Komponen utama dari VAIC™ adalah Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU) dan Structure Capital Value Added (STVA) (STVA).
Chen et al. (2005) melakukan penelitian terhadap perusahaan yang listed di Bursa Efek Taiwan periode 1992-2005 dan menemukan bahwa ada efek positif dan signifikan antara IC perusahaan dengan kinerja keuangan dan market value perusahaan. Tan et al. (2007) melakukan penelitian terhadap 150 perusahaan yang terdaftar di bursa efek Singapura dan menyimpulkan bahwa IC berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, baik masa kini maupun masa mendatang. Di tahun 2009, Ulum, Ghozali & Chariri meneliti hubungan antara IC dengan kinerja perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2004-2006. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari IC terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ting et al (2009) serta Muhammad & Ismail (2009) juga menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan antara IC dengan kinerja keuangan dan market value di perusahaan perbankan dan barang konsumsi yang terdaftar di pasar saham Malaysia.
Sementara itu, Firer & Williams (2003) melakukan penelitian perusahaan publik sector perdagangan di Afrika Selatan dan tidak dapat menemukan pengaruh yang signifikan dari IC terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Kuryanto (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh IC terhadap kinerja keuangan 73 perusahaan Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menyimpulkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan. Begitu juga dengan hasil penelitian. Begitu juga dengan penelitian dari Yuniasih et al. (2010) yang meneliti pengaruh IC terhadap nilai pasar perusahaan manufaktur dan hasilnya adalah intellectual capital tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai pasar perusahaan.

Pengertian Intellectual Capital
Feleagă, et al., (2009) memberikan definisi tentang IC. Mereka mendefinisikan intellectual capital dengan sebagai berikut:
“Intellectual capital is present in three dimensions: relational capital (i.e. all relations a company entertains with external subjects, such as suppliers, partners, clients etc.); human capital (knowledge and competences residing with the company’s employees); and organizational capital (collective knowhow,OIS, policies, intellectual property).”
Menurut William (2001) intellectual capital didefinisikan sebagai berikut:
“The enhanced value of a firm attributable to assets, generally of an intangible nature, resulting from the company’s organizational function, processes and information technology networks, the competency and efficiency of its employees and its relationship with its customers. Intellectual capital assets are developed from (a) the creation of new knowledge and innovation; (b) application of present knowledge to present issues and concerns that enhance employees and customers; (c) packaging, processing and transmission of knowledge; and (d) the acquisition of present knowledge created through research and learning.”
Dari beberapa uraian di atas, intellectual capital dapat disimpulkan sebagai keseluruhan dimensi dari perusahaan, yaitu relasi dengan pelanggan, tenaga kerja perusahaan dan prosedur pendukung yang diciptakan dengan adanya inovasi, modifikasi pengetahuan saat ini, transfer ilmu pengetahuan dan pembelajaran yang berkelanjutan yang akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Pengukuran Intellectual Capital
Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) adalah sebuah metode yang diciptakan oleh Pulic (1998) untuk membantu mempresentasikan dan menghitung informasi tentang value creation dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tak berwujud (intangible asset) perusahaan. Model ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan karena disusun dari akun-akun dalam laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi).
Perhitungannya dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan Value Added (VA). VA didapat dari selisih antara output dan input. Nilai output (OUT) adalah total pendapatan dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan untuk dijual, sedangkan input (IN) meliputi seluruh beban yang digunakan perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa. Pulic (1998) menyatakan bahwa komponen-komponen VAICTM adalah:
1.      Value Added of Capital Employed (VACA) adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Pulic (1998) mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari Capital Employed (CA) menghasilkan return yang lebih besar dari pada perusahaan lain, maka perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CA. Pemanfaatan CA yang lebih baik ini merupakan bagian dari IC perusahaan.
2.      Value Added Human Capital (VAHU)
Menurut Pulic (1998), VAHU menunjukkan berapa banyak VA yang dihasilkan dengan dikeluarkannya dana untuk tenaga kerja. Hubungan antara VA dengan human capital (HC) mengindikasikan kemampuan HC untuk menciptakan nilai lebih di dalam perusahaan.
3.      Structural Capital Value Added (STVA)
Berdasar Pulic (1998), STVA menunjukkan kontribusi Structural Capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan VA.

Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan sangat esensial bagi manajemen karena menghasilkan outcome yang telah dicapai baik oleh individu atau kelompok dalam suatu organisasi.
Pertama adalah Employee productivity (EP) yang dapat didefinisikan sebagai ukuran dari nilai tambah bersih dari setiap karyawan yang merefleksikan produktivitas karyawan terhadap perusahaan (Chen et al., 2005). Berikutnya adalah ROA. Menurut Chen et al. (2005), ROA adalah indikator efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset yang ada dan mengendalikan firms’ financing policy. Yang terakhir adalah ROE yaitu merupakan indikator tingkat pengembalian perusahaan terhadap lembar saham yang dimiliki pemegang saham.

Nilai Perusahaan
Tobin’s Q digunakan sebagai ukuran nilai pasar perusahaan. Tobin’s Q adalah gambaran nilai perusahaan dari perspektif investor. Komponen kedua adalah Market to Book Value (MBVR) yang menurut Chen et al. (2005) menunjukkan nilai sebuah perusahaan yang diperoleh dengan membandingkan nilai pasar perusahaan (market value-MV) dengan nilai bukunya (book value BV).

Hipotesis Penelitian
Chen et al. 2005, menggunakan VAICTM sebagai model pengukuran dan teknik analisis data yaitu teknik regresi. Penelitian ini menggunakan data dari 250 perusahaan publik yang terdaftar di Taiwan Stock Exchange (TSE) di Taiwan periode 1992-2002, dengan sebagian besar (28.1%) dari perusahaan elektronik. Variabel yang digunakan adalah market-to-book value, R&D expenditure, returns on equity (ROE), returns on assets (ROA), growth in net sales (GR), and net value added per employee (EP). Hasilnya adalah, IC berpengaruh signifikan dan positif terhadap firm’s market value, profitability dan future financial performance. Najibullah (2005) melakukan penelitian atas 22 commercial banks of Bangladesh, yang terdaftar di Dhaka Stock Exchange (DSE), India. Variabel penelitian yang digunakan adalah market-to-book value ratios (M/B), financial performance (ROA, ROE, GR, & EP) dan menggunakan VAICTM sebagai model pengukuran. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Correlation & regression analysis. Hasil dari penelitian ini adalah VAICTM berpengaruh positif dan signifikan terhadap market-to-book value ratios (M/B) dan financial performance. Ting et al. (2009) melakukan penelitian pengaruh Intellectual capital terhadap performance of 20 financial institutions periode 1999 to 2007 di Malaysia dan menggunakan VAICTM sebagai model pengukurannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah HCE, SCE, CEE dan ROA dan metode regresi untuk analisa data penelitian. Penelitian ini mengungkapkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan kajian literatur yang telah di-jelaskan, maka dirumuskan hipotesis penelitian:
H1: Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
H2: Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Pasar Perusahaan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan menguji pengaruhintellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dan nilai pasar perusahaan. Penelitian akan menguji intellectual capital menggunakan ukuran ROA, ROE, Employee Productivity, Market to Book Value Ratio dan Tobin’s Q. Penelitian ini menganalisis hubungan antara dependent variable dan independent variable.
a.       Variabel independen, yaitu faktor value added of capital employee (VACA), value added of human capital (VAHU) dan structural capital value added (STVA).
b.      Variabel dependen, yaitu Tobin’s Q, Market to book value ratio (MBVR), Employee Productivity (EP), Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).
Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan yang bergerak pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel diperoleh dengan menggunakan purposive sample method dengan kriteria sebagai berikut:
1.      Perusahaan secara konsisten selalu terdaftar di BEI dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
2.      Perusahaan secara rutin selalu menyajikan dan mempublikasikan laporan keuangannya.
3.      Perusahaan memiliki nilai laba positif selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Selama tahun pengamatan, terdapat 80 perusahaan yang secara konsisten mendaftarkan perusahaannya di BEI sejak tahun 2008 hingga 2012. Lalu dengan purposive sample method didapatkan 350 laporan keuangan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel pengamatan. Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan data sekunder berupa laporan keuangan yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan yang dibutuhkan adalah dari tahun 2008 hingga 2012.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Asumsi Klasik
Sehubungan dengan digunakannya data sekunder, maka sebelum melakukan uji hipotesis, akan dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Uji Normalitas
Hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk variabel dependen penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Hasil K-S di atas menunjukkan bahwa data penelitian sudah terdistribusi normal karena nilai signifikansi variabel dependen lebih dari. α=0,05.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Hasil uji heterokedastisitas disajikan dalam tabel di bawah ini:


Dari tabel dapat disimpulkan bahwa model regresi terhadap variabel dependen tidak mengandung heterokedastisitas. Hal ini dilihat dari nilai sig yang diatas 0,05.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).

Du < DW < 4-Du
1,7565 <2,050< 2,2435
Berdasarkan penilaian Durbin-Watson tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antara prediktor dengan dependen variabel karena nilai DW tepat berada di antara Du dan 4-Du.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara varibel independen. Hasil pengujian multikolineraritas disajikan dalam tabel ini


Pada tabel diketahui bahwa nilai VIF dari variabel independen memiliki nilai yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1. Hasil pengujian tersebut menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas.

Structural Equation Modeling (SEM)
Analisa SEM yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS). Gambar struktural untuk memvisualisasikan hubungan antar variabel-variabel penelitian disajikan pada gambar di bawah ini:


Dengan model struktural PLS diatas penulis lalu melakukan langkah-langkah untuk melakukan pengujian Outer model dan Inner model.

Evaluasi Outer Model
a.      Convergent Validity


Dari hasil tabel tersebut menunjukkan bahwa setiap indikator terhadap konstruknya mempunyai nilai loading factor > 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut valid.

b.      Discriminant Validity
Evaluasi kedua pada outer model adalah discriminant validity. Untuk mengukur discriminant validity dapat digunakan nilai cross loading. Suatu indikator dikatakan memenuhi discriminant validity jika nilai cross loading indikator terhadap konstruknya adalah yang terbesar dibandingkan variabel lainnya.


c.       Composite Reliability
Composite reliability menguji reliabilitas indikator pada suatu konstruk. Suatu konstruk dikatakan memenuhi composite reliability jika nilainya > 0,7.
Berdasar tabel dapat disimpulkan bahwa konstruk telah memenuhi composite reliability.


Evaluasi Inner Model
a.      Nilai R-Square
Evaluasi pertama pada Inner Model dilihat dari nilai R-Square atau koefisien determinasi.


b.      Nilai Q-Square
Nilai Q-square menjelaskan keberagaman data dalam sebuah konstruk penelitian. Berikut ini adalah perhitungan nilai Q-square
Qfinancial performance = 0.7296
Qmarket value= 0.1164
Nilai Q-square untuk konstruk Financial Performance adalah sebesar 0,484. Artinya prosentase besarnya keragaman data di konstruk Financial Performance yang dapat dijelaskan oleh konstruk VAIC adalah sebesar 72,96%, sedangkan sisanya yaitu 27,04% dijelaskan oleh konstruk-konstruk lain di luar penelitian ini. Nilai Q-Square untuk konstruk Market Value adalah sebesar 11,64%. Artinya prosentase besarnya keragaman data di konstruk Financial Market Value yang dapat dijelaskan oleh konstruk VAIC adalah sebesar 11,64%, sedangkan sisanya sebesar 88,36% dijelaskan oleh konstruk konstruk lain di luar penelitian ini.

c.       Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian dapat diterima jika nilai t hitung (t-statistic) > t tabel pada tingkat kesalahan 1,96. Berikut adalah nilai koefisien path (original sample estimate) dan nilai t hitung (t-statistic) berdasarkan Path Coefficient yang dihasilkan dari analisis.



Dari nilai koefisien path didapatkan bahwa VAIC memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (FP) dan nilai perusahaan (MV) perusahaan. Dilihat dari nilai original sample, keduanya telah lebih besar dari tingkat signifikan yaitu 5% (0,05) dan mempunyai nilai T-statistic lebih besar dari T-tabel yaitu 1,96.
Dengan hasil tersebut, maka hipotesis penelitian H1 yang menyatakan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, diterima. Begitu pula hipotesis penelitian H2 yang menyatakan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Pasar Perusahaan, diterima. Penelitian ini menyimpulkan bahwa VAIC memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dan nilai perusahaan.
Berikut adalah kontribusi nilai yang diberikan oleh indikator-indikator kepada VAIC



Dari hasil tabel dapat diinterpretasikan bahwa semua indikator-indikator memberikan kontribusi nilai kepada VAIC. Dilihat dari tingginya nilai korelasi maka indikator yang memberikan kontribusi nilai terbesar adalah STVA. Hasil ini berarti sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chen et al. (2005) yang menyatakan structural capital memiliki efek yang positif dan paling signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil ini juga mendukung penelitian Kai et al. (2011) serta Fathi, Farahman & Khorasani (2013) yang mengungkapkan bahwa VAIC memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dengan STVA memberikan pengaruh paling signifikan.


Dilihat dari nilai T-statistic dari setiap indikator kinerja keuangan maka dapat disimpulkan bahwa indikator ROA dan ROE adalah yang paling terkena dampak paling positif dan signifikan dari VAIC. Hasil ini mendukung hasil penelitian dari Ting & Hooi (2009), Kai et al. (2011), Mohammad (2012).


Untuk nilai perusahaan, penelitian ini menunjukkan bahwa Tobin’s Q terpengaruh paling positif dan signifikan atas VAIC. Hasil ini seusai dan mendukung hasil penelitian dari Klapper & Love (2002) serta Ali, Pakdel & Vazifeh, Q (2011).

KESIMPULAN
Hasil pengujian dan pembahasan dapat diringkas sebagai berikut :
1.      Berdasarkan hasil pengujian, intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan baik terhadap kinerja keuangan perusahaan.
2.      Berdasarkan hasil pengujian, Structural capital value added (STVA) berpengaruh positif dan paling signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dan nilai perusahaan. Human capital berada di posisi kedua dalam hal memiliki efek yang positif dan signifikan.
3.      Berdasarkan hasil pengujian, ROA dan Tobin’s Q adalah indikator yang paling terpapar pengaruh positif dan signifikan dari VAIC perusahaan.

Implikasi Manajemen
Intellectual capital yang terdapat di dalam perusahaan harus dapat dikelola oleh perusahaan, karena dapat mempengaruhi kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan. Investasi yang utama adalah investasi dalam pengembangan sistem perusahaan dan pengendalian internal. Berikutnya, investasi dalam pelatihan human capital juga merupakan suatu investasi yang penting dan memilki nilai ekonomi bagi perusahaan karena dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
Dari nilai total effect, maka ditarik kesimpulan bahwa upaya perusahaan melakukan investasi dalam sistem, tenaga kerja dan aset kurang tersampaikan kepada investor. Untuk meningkatkan pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan maka manajemen sebaiknya meningkatkan komunikasi hubungan investor misalnya dengan mengandalkan corporate website.

Keterbatasan dan Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini berlaku pada 80 perusahaan perbankan, keuangan dan pertambangan yang menjadi objek penelitian pada tahun 2008-2012. Berikutnya yang menjadi catatan adalah uji Q-Square, konstruk VAIC terhadap nilai pasar perusahaan yang hanya menjelaskan sebesar 11,64%, sementara sisanya 88,36% adalah pengaruh dari luar penelitian ini.
Terbatasnya hasil penelitian ini hanya untuk sejumlah objek penelitan di atas dan terbuka kemungkinan hasil yang berbeda apabila menambahkan jumlah sampel atau periode yang lebih panjang, sehingga penelitian yang akan datang dapat memberikan hasil yang lebih menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

DAFTAR REFERENSI
Ali, A.D., Pakdel, A., & Vazifeh, Q. (2011). Intellectual Capital, Corporate Value and Corporate Governance: Evidence from Tehran Stock Exchange. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business, 3(6), 865-873.
Chen, M., Cheng, S., & Hwang, Y. (2005). An Empirical Investigation of The Relations between Intellectual Capital and Firm’s Market Value and Financial Performance. Journal of Intellectual Capital, 6(2), 159- 176.
Fathi, S., Farahmand, S., & Khorasani, M. (2013). Impact of Intellectual Capital on Financial Performance. International Journal of Academic Research in Economics and Management Sciences. 2(1), 6-12.
Firer, S dan Williams, M. (2003). Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate Performance. Journal of Intellectual Capital. 4(3), 348-360.
Kai, S., Han, K., & Wendy. (2011). Charting Intellectual Capital Performance of the Gateway to China. Journal of Intellectual Capital. 12(2), 249-276.
Kuryanto, B dan Syafruddin, M. (2008). Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak, 1-30.
Klapper, L. F. and Love, I. (2002). Corporate Governance, Investor Protection and Performance in Emerging Markets. World Bank Working Paper no 2818.
Mohammad, A. (2012). The Effect of Intellectual Capital on Firm Performance: An Investigation of Iran Insurance Companies. Journal of Measuring Business Excellence, 16(1), 53-66.
Muhammad, N. and Ismail, M. (2009). Intellectual Capital Efficiency and Firm’s Performance: Study on Malaysian Financial Sectors. International Journal of Economics and Finance, 1(1), 16-31.
Pulic, A. 1998. “Measuring the Performance of Intellectual Potential in Knowledge Economy”. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on Measuring and Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential.
Putri, R. (2012). Pengaruh Dividend Per Share, Return On Equity dan Net Profit Margin terhadap Harga Saham Perusahaaan Industri Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia 2006-2010. Jurnal Nominal, 1(1). 104-123.
Ting, I. & Hooi. (2009). Intellectual Capital Performance of Financial Institution in Malaysia. Journal Intellectual Capital, 10(4), 588-599.
Tan, H., Plowman, D., & Hancock, P. (2007). Intellectual Capital and Financial Returns of Companies Journal of Intellectual Capital, 8(1), 76-95.
Ulum, I. Ghozali, I., & Chariri, A. (2008). Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares. Simposium Nasional Akuntansi

Yuniasih, N., Wirama D., & Badera. I,. (2010). Eksplorasi Kinerja Pasar Perusahaan: Kajian Berdasarkan Modal Intelektual. Simposium Nasional Akuntansi 13, 1-28.

Tugas Jurnal Softskill Intellectual Capital (2)

Nama              : Danang Prawibowo
NPM               : 21211707
Kelas               : 4EB08

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BEI
SHEARLY PUTRI WIJAYA
she_snowdrop@yahoo.co.id

ABSTRACT
Intellectual capital is the knowledge that can assist companies in creating a product that attracted the attention of consumers. The existence of intellectual capital, companies can maximize existing resources to create innovative products. Therefore, this study aims to examine the effect of intellectual capital on the profitability of the pharmaceutical company listed on the Indonesia Stock Exchange 2006-2010 period.Quantitative research design is a hypothesis. Research variables used are intellectual capital (VAIC) and profitability, including return on asset (ROA), return on equity (ROE) and earnings per share (EPS). Companies studied were pharmaceutical company listed on the Indonesia Stock Exchange study period from 2006-2010. Type of data used is quantitative data obtained from the IDX website and ICMD. Data analysis techniques using simple linear regression.The result showed that the positive effect on intellectual capital return on asset (ROA), return on equity (ROE) and earnings per share (EPS). This is because the company utilize and manage the intellectual capital owned by the well and the maximum, so it can provide added value to earnings per share.
Keywords: Intellectual Capital, Retun On Asset, Return On Equity, Earnings Per Share

PENDAHULUAN
Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa perubahan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa kemampuan bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan aset berwujud, tetapi pada inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Oleh karena itu, organisasi bisnis semakin menitikberatkan akan pentingnya knowledge asset (aset pengetahuan). Pendekatan yang digunakan dalam peniliaian dan pengukuran knowledge aset adalah Intellectual Capital (IC) yang telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi maupun akuntansi (Petty dan Guthrie, 2000; dalam Ulum, 2007). IC adalah sumber daya perusahaan yang memegang peranan penting. Perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk dapat bersaing di pasaran. Pada prinsipnya, sustainable dan kapabilitas suatu perusahaan didasarkan pada IC, sehingga seluruh sumber daya yang dimiliki dapat menciptakan nilai tambah (value added). Intellectual capital merupakan sebuah pengetahuan yang dapat membantu perusahaan dalam menciptakan suatu produk yang menarik perhatian konsumen. Dengan adanya intellectual capital, perusahaan dapat memaksimalkan sumber daya yang ada untuk membuat produk yang inovatif dan atau juga dapat meminimalkan biaya. Tujuan utama perusahaan adalah laba maka digunakan profitabilitas sebagai alat ukur dalam menentukan tingkat keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Dalam kondisi perekonomian global ditandai dengan implementasi teknologi, perusahaan dihadapkan pada tantangan perubahan teknologi dan peningkatan lingkungan bisnis global. Untuk beradaptasi dalam perubahan lingkungan, perlu sumber daya manusia yang kompeten, yaitu berbasis pengetahuan yang menguasai lebih dari keterampilan. Dalam kondisi ini perlu pengelolaan aset intelektual untuk dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Maka berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk menguji pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Objek penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang memerlukan intellectual capital untuk menciptakan produk yang inovatif. Perusahaan farmasi merupakan perusahaan yang memproduksi obat sangat diperlukan untuk penyembuhan suatu penyakit. Karena harus memenuhi kebutuhan pasien, perusahaan farmasi membutuhkan intellectual capital agar dapat memaksimalkan sumber daya yang ada untuk menyeimbangkan antara produk yang dihasilkan dengan permintaan, sehingga perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah: ”Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010?”. Tujuan dari penelitian adalah untuk menguji pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Intellectual Capital
Intellectual capital didefinisikan sebagai jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi (human capital, structural capital, customer capital) yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih bagi perusahaan berupa keunggulan bersaing oerganisasi (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Ulum (2007) menyatakan bahwa Human capital (HC) merupakan kombinasi dari genetic inheritance, education, experience dan attitude tentang kehidupan dan bisnis, direpresentasikan oleh karyawannya. Stuctural Capital (SC) meliputi nonhuman storehouses of knowledge dalam organisasi, termasuk database, organizational charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya. Customer capital merupakan pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui jalan bisnis.
Pengukuran intellectual capital menurut Pulic (1998) dalam Pardede (2010) pengukuran secara tidak langsung terhadap IC untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient-VAIC). Menggunakan VAIC dikarenakan untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). VA dihitung dari selisih output dan input. VAIC merupakan penjumlahan nilai tambah dari capital employed efficiency (CEE), human capital efficiency (HCE), dan structural efficiency (SCE).

Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Pengukuran kinerja keuangan dapat dipengaruhi dengan kemampuan perusahaan dalam melakukan penjualan. Perusahaan dapat meningkatkan penjualan dan laba dengan menciptakan komunikasi yang interaktif dan meyakinkan konsumen. Keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan, dapat diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur bagaimana tingkat pengembalian perusahaan dibandingkan dengan penjualannya, investasi aset, dan ekuitasnya. Terdapat 5 pengukuran rasio profitabilitas yaitu: gross profit margin (GPM) mengukur berapa banyak laba yang tersisa dari setiap rupiah penjualan setelah dikurangi dengan harga pokok barang dijual, net profit margin (NPM) mengukur laba bersih dari setiap rupiah penjualan setelah dikurangi harga pokok dan seluruh beban termasuk bunga dan pajak, Earnings per Share (EPS) jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan, Return on Asset (ROA) mengukur tingkat pengembalian total aset, Return on Equity (ROE) mengukur tingkat pengembalian total ekuitas.
Pengukuran profitabilitas pada penelitian ini adalah ROA untuk mengetahui dampak intellectual capital terhadap penggunaan aset, ROE karena ekuitas merupakan salah satu modal yang dipakai perusahaan untuk mendapatkan aset perusahaan, sehingga apakah perusahaan dapat meningkatkan pengembalian pada investor (Putranto, 2011), sedangkan EPS karena investor ingin melihat apakah dengan penanaman modal berupa intellectual capital dapat memberikan hasil yang baik (Wijoyo, 2010). NPM dan GPM tidak digunakan dalam penelian ini, melainkan ke tingkat pengembalian (return).

Pengembangan Hipotesis
Intellectual capital adalah sebuah sumber daya dalam perusahaan yang berupa pengetahuan, pengalaman, dan semua informasi yang berada dalam perusahaan, dan apabila ditelusuri dan dikembangkan, maka dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Intellectual capital terbagi menjadi tiga bagian yaitu human capital, structural capital, dan customer capital, di mana HC dan SC merupakan bagian IC yang mengarah pada internal perusahaan, sedangkan CC merupakan bagian IC yang mengarah pada eksternal perusahaan. Intellectual capital merupakan sebuah pengetahuan yang dapat membantu perusahaan dalam menciptakan suatu produk inovatif. Dengan produk inovatif perusahaan dapat meningkatkan penjualannya, sehingga peningkatan penjualan berdampak pada peningkatan laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa IC memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan (Ulum, 2007), karena laba yang menjadi tujuan utama perusahaan, maka digunakan profitabilitas sebagai alat ukur dalam menentukan tingkat keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dari penjelasan tersebut dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
H1 : Intellectual capital berpengaruh positif terhadap profitabilitas
H1 dapat diuraikan sebagai berikut:
H1a : Intellectual capital berpengaruh positif terhadap ROA
H1b : Intellectual capital berpengaruh positif terhadap ROE
H1c : Intellectual capital berpengaruh positif terhadap EPS

Model Analisis

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kuantitatif dengan hipotesis yang bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.

Identifikasi, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel, antara lain:
  1. Variabel independen yaitu intellectual capital (IC).
  2. Variabel dependen yaitu profitabilitas, yang meliputi:

  • Return on Assets (ROA)
  • Return on Equity (ROE)
  • Earning per Share (EPS)

Definisi operasional dari variabel yang digunakan beserta pengukurannya adalah sebagai berikut:

  1. Intellectual capital (IC) adalah jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi (human capital,structural capital, customer capital) yang berkaitan dengan pe ngetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih bagi perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi. Pengukuran IC menggunakan proksi Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) sebagai metode pengukuran intellectual capital (Ulum, 2007). VAIC dapat dihitung sebagai berikut: VAIC = CEE + HCE + SCE Dalam menghitung CEE, HCE, dan SCE, langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung nilai value added (VA). Perhitungan VA dapat dihitung sebagai berikut: VA= OUT - IN.
  2. Profitabilitas adalah rasio yang mengukur bagaimana tingkat pengembalian perusahaan dibandingkan dengan penjualannya, investasi aset, dan ekuitasnya (Gitman, 2009:65-69). Proksi profitabilitas ada 3 yaitu:

  • Return on Asset (ROA) adalah rasio untuk mengukur tingkat pengembalian total aset
  • Return on Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur tingkat pengembalian ekuitas perusahaan.
  • Earning per share (EPS) adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan.

Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif berupa neraca per 31 Desember 2006-2010, laporan laba rugi dan laporan arus kas untuk tahun yang terakhir 31 Desember 2006-2010. Data penelitian berupa data panel. Data tersebut diperoleh dari website BEI (www.idx.co.id) dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) berupa data sekunder.

Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi atas laporan keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.

Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi penelitian adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI sebanyak 9 perusahaan. Teknik pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu berdasarkan kriteria perusahaan asuransi yang terdaftar secara berturut-turut di BEI tahun 2006-2010 dan diperoleh sampel 9 perusahaan farmasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini dan selama lima tahun perusahaan tersebut terdaftar di BEI.

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian meliputi beberapa tahapan, antara lain:
1.      Menentukan model regresi linier sederhana untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap profitabilitas perusahaan, sebagai berikut:
ROA = a + b.IC + e
ROE = a + b.IC + e
EPS = a + b.IC + e
Keterangan:
IC = Intellectual capital
ROA = Return on asset
ROE = Return on equity
EPS = Earning per share
a = konstanta
e = error term
b = koefisien regresi
2.      Pengujian asumsi klasik
Pada model regresi linier sederhana terdapat 3 asumsi klasik regresi yang harus dipenuhi, yaitu: uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Uji dimaksudkan agar persamaan model regresi yang dihasilkan tidak bias dan mempunyai sifat BLUE (Best Linear Unbias Estimator). Tahapan pengujian asumsi klasik regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2007:91-110).
a.       Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, data terdistribusikan secara normal atau tidak. Salah satu cara dilakukan uji normalitas adalah dengan Kolmogorov-Smirnov Test. Tingkat kesalahan (α) yang ditetapkan adalah sebesar 0,05 (α = 5%).
b.      Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara anggota observatif yang disusun menurut urutan waktu. Pendeteksiannya dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) di antara batas atas (du) dan 4-du minimal. Apabila terdapat di daerah itu, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
c.       Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Pendeteksiannya dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika pola menunjukkan titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.      Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana, yaitu uji t atau uji parsial. Uji t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Objek Penelitian
Objek penelitian adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2010. Dari kriteria yang ditetapkan diperoleh 9 perusahaan farmasi.

Deskripsi Data
Nilai rata-rata VAIC dari 45 observasi memiliki nilai +5.2518 dengan standar deviasi sebesar 2.49398. Nilai rata-rata VAIC yang positif pada perusahaan farmasi yang dijadikan sampel mengindikasikan bahwa secara umum perusahaan menggunakan aset intellectual capital-nya dengan baik. Nilai VAIC tertinggi sebesar 10.46 terdapat pada PT. Tempo Scan Pasific, Tbk pada tahun 2006, sedangkan nilai VAIC terendah sebesar 1.19 terdapat pada perusahaan PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk pada tahun 2006. Nilai rata-rata ROA dari 45 observasi menunjukkan angka positif, yang mengindikasikan bahwa secara umum perusahaan mampu memnggunakan aset dengan baik untuk menghasilkan labanya. Nilai rata-rata ROA perusahaan farmasi yang dijadikan sampel adalah sebesar 0.1047 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.09307. Nilai tertinggi ROA yang diraih perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan mampu menggunakan asetnya dengan baik dan efisien untuk semakin meningkatkan labanya. Nilai ROA tertinggi terdapat pada PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia pada tahun 2008 sebesar 0.32, sedangkan ROA terendah sebesar 0.01 PT. Indo Farma, Tbk pada tahun 2007, 2008 dan 2009 serta PT. Schering Plough Indonesia, Tbk tahun 2009 dan 2010.
Nilai rata-rata ROE dari 45 observasi menunjukkan angka positif, yang mengindikasikan bahwa secara umum kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada nilai buku investasi pemegang saham juga baik. Rata-rata nilai ROE peruahaan farmasi yang dijadikan sampel adalah sebesar 0.1622 dengan nilai standar deviasi 0.17439. Nilai tertinggi ROE terdapat pada PT. Tempo Scan Pasific, Tbk pada tahun 2007 sebesar 1.43, sedangkan nilai terendah ROE terdapat pada PT. Merck, Tbk sebesar 0,01 pada tahun 2009. Nilai rata-rata EPS dari 45 observasi menunjukkan angka positif, yang mengindikasikan bahwa secara umum perusahaan memiliki pengembalian yang baik terhadap investor dengan meningkatnya laba per lembar saham. Nilai rata-rata EPS perusahaan farmasi yang dijadikan sampel adalah sebesar 1.6604 dengan nilai standar deviasi sebesar 1.03105. Nilai EPS tertinggi ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menggunakan asetnya dengan baik dan efisien untuk semakin meningkatkan labanya. Nilai EPS tertinggi terdapat pada PT. Merck, Tbk pada tahun 2008 sebesar 3.64, sedangkan EPS terendah sebesar 0.00 PT. Indo Farma, Tbk pada tahun 2008 dan 2009.

Uji Asumsi Klasik
1.      Uji normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui bahwa distribusi penyampaian data yang digunakan telah terdistribusi secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data dinyatakan berdistribusi normal normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05 (p>0,05). Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) untuk VAIC dan ROA 0,113, VAIC dan ROE 0,66, VAIC dan EPS 0,274.
2.      Uji Autokorelasi
Dari hasil uji DW ROA, ROE dan EPS tidak terjadi autokorelasi disebabkan karena Pendeteksiannya dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) di antara batas atas (du) dan 4-du minimal maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
3.      Uji Heteroskedastisitas
Pola menunjukkan titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian Hipotesis

1.      Dari hasil tabel 1 nilai Sig. ROA menunjukkan nilai 0,000 (0,000 < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1a diterima, sehingga dapat diartikan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap return on asset.
2.      Hasil dari tabel 1 nilai Sig. ROE menunjukkan nilai 0,001 (0,001 < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1b diterima, sehingga dapat diartikan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap retun on equity.
3.      Dari hasil tabel 1 nilai Sig. EPS menunjukkan nilai 0.001 (0.001 < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1c diterima, sehingga dapat diartikan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap earning per share.

Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis maka pembahasan pengaruh VAIC terhadap masing-masing variabel sebagai berikut:
1.      Pengaruh VAIC terhadap ROA
VAIC mempunyai pengaruh positif dan signifikan dengan variabel ROA, hal ini tampak dari hasil uji t antara VAIC dengan ROA menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,045. Adanya pengaruh antara IC dan ROA dikarenakan perusahaan lebih memaksimalkan pemanfaatan asetnya untuk mendorong kualitas karyawan yang dimiliki guna meningkatkan laba yang dihasilkan.
2.      Pengaruh antara VAIC dan ROE
VAIC memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Hal ini tampak dari hasil uji t dimana signifikansi sebesar 0,001, yang berarti bahwa VAIC berpengaruh terhadap ROE. Berpengaruhnya intellectual capital terhadap ROE dapat disebabkan karena modal yang diperoleh oleh investor lebih banyak digunakan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan.
3.      Pengaruh antara VAIC dan EPS
VAIC berpengaruh terhadap EPS, hal ini diketahui dari hasil uji t yang memiliki nilai signifikansi sebesar 0.001. EPS diperoleh dari perbandingan antara laba bersih dikurangi dengan dividen saham preferen dan rata-rata tertimbang lembar saham biasa yang beredar. Menurut Rachmawati dan Susilowati (2006) dalam Wijoyo (2010) perusahaan di Indonesia merupakan tangible intensive, sehingga modal dari saham tidak digunakan untuk intellectual capital yang lebih mengarah pada inovasi.
4.      Pengaruh antara VAIC terhadap profitabilitas
VAIC berpengaruh pada profitabilitas, hal ini diketahui dari hasil uji t untuk ROA, ROE, dan EPS yang memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05. Sehingga konsisten dengan penelitian yang dilakukan Putranto (2011) dan berlawan dengan penelitian yang dilakukan Wijoyo (2010). Jadi semakin tinggi intellectual capital dalam suatu perusahaan, maka perusahaan akan semakin terbantu untuk mencapai profitabilitas yang tinggi.

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap Retun on Asset, Hal ini disebabkan karena perusahaan lebih memaksimalkan pemanfaatan asetnya untuk mendorong kualitas karyawan yang dimiliki guna meningkatkan laba yang dihasilkan. Intellectual capital berpengaruh positif terhadap Return on Equity. Hal ini disebabkan karena pengembalian modal hanya dipengaruhi oleh faktor yang berupa pengetahuan karyawan. Intellectual capital berpengaruh positif terhadap earning per share. Hal ini disebabkan perusahaan mampu memanfaatkan dan mengelola modal intelektual yang dimiliki dengan baik dan secara maksimal, sehingga dapat memberikan nilai tambah terhadap laba per lembar sahamnya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti tentang pengaruh VAIC terhadap profitabilitas, namun penelitian ini masih memiliki keterbatasan-keterbatasan antara lain:

  1. Jangka waktu penelitian relatif pendek sehingga mungkin konsistensi dari penelitian ini masih perlu diuji lagi.
  2. Objek penelitian adalah perusahaan farmasi yang jumlahnya terlalu sedikit, sehingga hasil kurang maksimal.

Berdasarkan simpulan penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

  1. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan ukuran kinerja yang lebih luas seperti rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan rasio lainnya serta menggunakan kelompok jenis industri lainnya.
  2. Bagi investor perlu tetap memperhatikan intellectual capital yang merupakan informasi penting yang berkaitan dengan profitabilitas perusahaan terutama laba perusahaan.

Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih ditujukan kepada Lindrawati, SKom, SE, MSi, dan Drs JTh. Budianto T., MM, Ak, ST selaku pembimbing 1 dan 2 dari tugas akhir skripsi ini.

REFERENSI
Bontis, N., 1998, Intellectual Capital: an exploratory study that develops measures and Models, Management Decision 36/2 :63–76, National Center for Management Research and Development, University of Western Ontario, London.
Chen, M.C., Shu-Ju C., dan Yuhchang H., 2005, An empirical investigation of the relationship between intellectual capital and firms’ market value and financial performance, Journal of Intellectual Capital, Vol.6, No.2, Mei: 159-176, Emerald Group Publishing Limited.
Ghozali, I., 2007, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Universitas Diponegoro Semarang.
Ongkorahardjo, M.G.P.A., Antonius S., dan Dyna R., 2008, Analisis Pengaruh Human Capital Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.10, No.1, Mei: 11-21.
Pardede, F., 2010, Relationship Analysis of Financial Performance Intellectual Capital Insurance Company in Indonesia Stock Excghange, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jakarta.
Pulic, A., 1998, Measuring the Performance of Intellectual Potencial in Knowledge Economy, (http//www//SSRNid1553893, diunduh 16 Oktober 2011).
Putranto, S.A., 2011. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Jasa Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009, Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Sawarjowono, T., dan Agustine P. K., 2003, Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.5, No.1, Mei: 35-57.
Shiu, H.J., 2006, The Application Value Added Intellectual Coefficient in Measure Corporate Performance Evidence from Technological Firm, International Journal of Management, Vol.23, No.2, Juni: 356-361.
Trisna, 2008, Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2003-2006, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya.
Ulum, I., 2007, Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di Indonesia, Tesis, Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Wangi, A.M.C., 2010, Analisis Manajemen Laba dan Kinerja keuangan peusahaan pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009, Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Wijoyo, H., 2010, Analisis Intellectual Capital terhadap Profitabilitas Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009, Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Yusuf, dan Peni S., 2009, Modal Intelektual dan Market Performa Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Proceeding PESAT, Vol.3, No.4, Oktober: 5-15.