Nama : Danang Prawibowo
NPM : 21211707
Kelas : 4EB08
PENGARUH
INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BEI
SHEARLY
PUTRI WIJAYA
she_snowdrop@yahoo.co.id
ABSTRACT
Intellectual
capital is the knowledge that can assist companies in creating a product that
attracted the attention of consumers. The existence of intellectual capital,
companies can maximize existing resources to create innovative products.
Therefore, this study aims to examine the effect of intellectual capital on the
profitability of the pharmaceutical company listed on the Indonesia Stock
Exchange 2006-2010 period.Quantitative research design is a hypothesis.
Research variables used are intellectual capital (VAIC) and profitability, including
return on asset (ROA), return on equity (ROE) and earnings per share (EPS). Companies
studied were pharmaceutical company listed on the Indonesia Stock Exchange
study period from 2006-2010. Type of data used is quantitative data obtained
from the IDX website and ICMD. Data analysis techniques using simple linear
regression.The result showed that the positive effect on intellectual capital
return on asset (ROA), return on equity (ROE) and earnings per share (EPS).
This is because the company utilize and manage the intellectual capital owned
by the well and the maximum, so it can provide added value to earnings per
share.
Keywords: Intellectual
Capital, Retun On Asset, Return On Equity, Earnings Per Share
PENDAHULUAN
Perkembangan
dalam bidang ekonomi membawa perubahan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan
penentuan strategi bersaing. Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa kemampuan
bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan aset berwujud, tetapi pada
inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia yang
dimilikinya. Oleh karena itu, organisasi bisnis semakin menitikberatkan akan pentingnya
knowledge asset (aset pengetahuan). Pendekatan yang digunakan dalam peniliaian
dan pengukuran knowledge aset adalah Intellectual Capital (IC) yang telah
menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi
informasi, sosiologi maupun akuntansi (Petty dan Guthrie, 2000; dalam Ulum,
2007). IC adalah sumber daya perusahaan yang memegang peranan penting.
Perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk dapat bersaing di pasaran. Pada
prinsipnya, sustainable dan kapabilitas suatu perusahaan didasarkan pada IC,
sehingga seluruh sumber daya yang dimiliki dapat menciptakan nilai tambah
(value added). Intellectual capital merupakan sebuah pengetahuan yang dapat
membantu perusahaan dalam menciptakan suatu produk yang menarik perhatian
konsumen. Dengan adanya intellectual capital, perusahaan dapat memaksimalkan
sumber daya yang ada untuk membuat produk yang inovatif dan atau juga dapat meminimalkan
biaya. Tujuan utama perusahaan adalah laba maka digunakan profitabilitas
sebagai alat ukur dalam menentukan tingkat keberhasilan perusahaan untuk
mencapai tujuannya.
Dalam kondisi
perekonomian global ditandai dengan implementasi teknologi, perusahaan
dihadapkan pada tantangan perubahan teknologi dan peningkatan lingkungan bisnis
global. Untuk beradaptasi dalam perubahan lingkungan, perlu sumber daya manusia
yang kompeten, yaitu berbasis pengetahuan yang menguasai lebih dari keterampilan.
Dalam kondisi ini perlu pengelolaan aset intelektual untuk dapat meningkatkan
daya saing perusahaan. Maka berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian untuk menguji pengaruh intellectual capital terhadap
profitabilitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2006-2010. Objek penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang
memerlukan intellectual capital untuk menciptakan produk yang inovatif.
Perusahaan farmasi merupakan perusahaan yang memproduksi obat sangat diperlukan
untuk penyembuhan suatu penyakit. Karena harus memenuhi kebutuhan pasien,
perusahaan farmasi membutuhkan intellectual capital agar dapat memaksimalkan
sumber daya yang ada untuk menyeimbangkan antara produk yang dihasilkan dengan permintaan,
sehingga perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain.
Berdasarkan latar belakang
masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah: ”Apakah intellectual capital
berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010?”. Tujuan dari penelitian adalah untuk
menguji pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas pada perusahaan
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.
TINJAUAN
PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Intellectual
Capital
Intellectual
capital didefinisikan sebagai jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen
utama organisasi (human capital, structural capital, customer capital) yang
berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih
bagi perusahaan berupa keunggulan bersaing oerganisasi (Sawarjuwono dan Kadir,
2003). Ulum (2007) menyatakan bahwa Human capital (HC) merupakan kombinasi dari
genetic inheritance, education, experience dan attitude tentang kehidupan dan
bisnis, direpresentasikan oleh karyawannya. Stuctural Capital (SC) meliputi
nonhuman storehouses of knowledge dalam organisasi, termasuk database, organizational
charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai
perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya. Customer capital merupakan
pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship
dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui jalan bisnis.
Pengukuran
intellectual capital menurut Pulic (1998) dalam Pardede (2010) pengukuran
secara tidak langsung terhadap IC untuk menilai efisiensi dari nilai tambah
sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added Intellectual
Coefficient-VAIC). Menggunakan VAIC dikarenakan untuk menyajikan informasi
tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak
berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan
kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). VA dihitung dari selisih
output dan input. VAIC merupakan penjumlahan nilai tambah dari capital employed
efficiency (CEE), human capital efficiency (HCE), dan structural efficiency
(SCE).
Kinerja
Keuangan
Kinerja
keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur
keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Pengukuran kinerja
keuangan dapat dipengaruhi dengan kemampuan perusahaan dalam melakukan
penjualan. Perusahaan dapat meningkatkan penjualan dan laba dengan menciptakan
komunikasi yang interaktif dan meyakinkan konsumen. Keberhasilan pencapaian
tujuan perusahaan, dapat diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio
profitabilitas adalah rasio yang mengukur bagaimana tingkat pengembalian
perusahaan dibandingkan dengan penjualannya, investasi aset, dan ekuitasnya.
Terdapat 5 pengukuran rasio profitabilitas yaitu: gross profit margin (GPM)
mengukur berapa banyak laba yang tersisa dari setiap rupiah penjualan setelah
dikurangi dengan harga pokok barang dijual, net profit margin (NPM) mengukur
laba bersih dari setiap rupiah penjualan setelah dikurangi harga pokok dan
seluruh beban termasuk bunga dan pajak, Earnings per Share (EPS) jumlah laba
pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama
periode pelaporan, Return on Asset (ROA) mengukur tingkat pengembalian total
aset, Return on Equity (ROE) mengukur tingkat pengembalian total ekuitas.
Pengukuran
profitabilitas pada penelitian ini adalah ROA untuk mengetahui dampak
intellectual capital terhadap penggunaan aset, ROE karena ekuitas merupakan
salah satu modal yang dipakai perusahaan untuk mendapatkan aset perusahaan,
sehingga apakah perusahaan dapat meningkatkan pengembalian pada investor
(Putranto, 2011), sedangkan EPS karena investor ingin melihat apakah dengan
penanaman modal berupa intellectual capital dapat memberikan hasil yang baik
(Wijoyo, 2010). NPM dan GPM tidak digunakan dalam penelian ini, melainkan ke
tingkat pengembalian (return).
Pengembangan
Hipotesis
Intellectual
capital adalah sebuah sumber daya dalam perusahaan yang berupa pengetahuan,
pengalaman, dan semua informasi yang berada dalam perusahaan, dan apabila
ditelusuri dan dikembangkan, maka dapat membantu perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Intellectual capital terbagi menjadi tiga bagian yaitu human
capital, structural capital, dan customer capital, di mana HC dan SC merupakan
bagian IC yang mengarah pada internal perusahaan, sedangkan CC merupakan bagian
IC yang mengarah pada eksternal perusahaan. Intellectual capital merupakan
sebuah pengetahuan yang dapat membantu perusahaan dalam menciptakan suatu
produk inovatif. Dengan produk inovatif perusahaan dapat meningkatkan
penjualannya, sehingga peningkatan penjualan berdampak pada peningkatan laba
yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa IC
memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan (Ulum, 2007), karena laba yang
menjadi tujuan utama perusahaan, maka digunakan profitabilitas sebagai alat
ukur dalam menentukan tingkat keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Dari penjelasan tersebut dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
H1 : Intellectual
capital berpengaruh positif terhadap profitabilitas
H1 dapat diuraikan
sebagai berikut:
H1a : Intellectual
capital berpengaruh positif terhadap ROA
H1b : Intellectual
capital berpengaruh positif terhadap ROE
H1c : Intellectual
capital berpengaruh positif terhadap EPS
Model
Analisis
METODE
PENELITIAN
Desain
Penelitian
Desain
penelitian adalah kuantitatif dengan hipotesis yang bertujuan untuk menguji
pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas pada perusahaan farmasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.
Identifikasi,
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini
menggunakan dua variabel, antara lain:
- Variabel independen yaitu intellectual capital (IC).
- Variabel dependen yaitu profitabilitas, yang meliputi:
- Return on Assets (ROA)
- Return on Equity (ROE)
- Earning per Share (EPS)
Definisi operasional
dari variabel yang digunakan beserta pengukurannya adalah sebagai berikut:
- Intellectual capital (IC) adalah jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi (human capital,structural capital, customer capital) yang berkaitan dengan pe ngetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih bagi perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi. Pengukuran IC menggunakan proksi Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) sebagai metode pengukuran intellectual capital (Ulum, 2007). VAIC dapat dihitung sebagai berikut: VAIC = CEE + HCE + SCE Dalam menghitung CEE, HCE, dan SCE, langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung nilai value added (VA). Perhitungan VA dapat dihitung sebagai berikut: VA= OUT - IN.
- Profitabilitas adalah rasio yang mengukur bagaimana tingkat pengembalian perusahaan dibandingkan dengan penjualannya, investasi aset, dan ekuitasnya (Gitman, 2009:65-69). Proksi profitabilitas ada 3 yaitu:
- Return on Asset (ROA) adalah rasio untuk mengukur tingkat pengembalian total aset
- Return on Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur tingkat pengembalian ekuitas perusahaan.
- Earning per share (EPS) adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan.
Jenis
dan Sumber Data
Jenis
data yang digunakan adalah data kuantitatif berupa neraca per 31 Desember
2006-2010, laporan laba rugi dan laporan arus kas untuk tahun yang terakhir 31
Desember 2006-2010. Data penelitian berupa data panel. Data tersebut diperoleh
dari website BEI (www.idx.co.id) dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
berupa data sekunder.
Metode
Pengumpulan Data
Pengumpulan
data dilakukan dengan cara dokumentasi atas laporan keuangan perusahaan farmasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.
Populasi,
Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi
penelitian adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI sebanyak 9
perusahaan. Teknik pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive
sampling, yaitu berdasarkan kriteria perusahaan asuransi yang terdaftar secara
berturut-turut di BEI tahun 2006-2010 dan diperoleh sampel 9 perusahaan farmasi
yang menjadi sampel dalam penelitian ini dan selama lima tahun perusahaan
tersebut terdaftar di BEI.
Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data
dalam penelitian meliputi beberapa tahapan, antara lain:
1. Menentukan
model regresi linier sederhana untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap profitabilitas perusahaan, sebagai berikut:
ROA
= a + b.IC + e
ROE
= a + b.IC + e
EPS
= a + b.IC + e
Keterangan:
IC
= Intellectual capital
ROA
= Return on asset
ROE
= Return on equity
EPS
= Earning per share
a
= konstanta
e
= error term
b
= koefisien regresi
2. Pengujian
asumsi klasik
Pada model regresi linier sederhana
terdapat 3 asumsi klasik regresi yang harus dipenuhi, yaitu: uji normalitas,
uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Uji dimaksudkan agar persamaan
model regresi yang dihasilkan tidak bias dan mempunyai sifat BLUE (Best Linear
Unbias Estimator). Tahapan pengujian asumsi klasik regresi adalah sebagai
berikut (Ghozali, 2007:91-110).
a. Uji
Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam model regresi, data terdistribusikan secara normal atau tidak.
Salah satu cara dilakukan uji normalitas adalah dengan Kolmogorov-Smirnov Test.
Tingkat kesalahan (α) yang ditetapkan adalah sebesar 0,05 (α = 5%).
b. Uji
Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah terdapat korelasi antara anggota observatif yang disusun menurut urutan
waktu. Pendeteksiannya dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) di antara batas
atas (du) dan 4-du minimal. Apabila terdapat di daerah itu, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
c. Uji
Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu
pengamatan ke pengamatan lain. Apabila ketidaksamaan varians dari satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Pendeteksiannya
dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika pola menunjukkan titik-titik yang
menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
3. Uji
hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana, yaitu uji t
atau uji parsial. Uji t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
Karakteristik
Objek Penelitian
Objek
penelitian adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI pada tahun
2006-2010. Dari kriteria yang ditetapkan diperoleh 9 perusahaan farmasi.
Deskripsi
Data
Nilai
rata-rata VAIC dari 45 observasi memiliki nilai +5.2518 dengan standar deviasi
sebesar 2.49398. Nilai rata-rata VAIC yang positif pada perusahaan farmasi yang
dijadikan sampel mengindikasikan bahwa secara umum perusahaan menggunakan aset
intellectual capital-nya dengan baik. Nilai VAIC tertinggi sebesar 10.46
terdapat pada PT. Tempo Scan Pasific, Tbk pada tahun 2006, sedangkan nilai VAIC
terendah sebesar 1.19 terdapat pada perusahaan PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk
pada tahun 2006. Nilai rata-rata ROA dari 45 observasi menunjukkan angka
positif, yang mengindikasikan bahwa secara umum perusahaan mampu memnggunakan
aset dengan baik untuk menghasilkan labanya. Nilai rata-rata ROA perusahaan
farmasi yang dijadikan sampel adalah sebesar 0.1047 dengan nilai standar deviasi
sebesar 0.09307. Nilai tertinggi ROA yang diraih perusahaan menunjukkan bahwa
perusahaan mampu menggunakan asetnya dengan baik dan efisien untuk semakin
meningkatkan labanya. Nilai ROA tertinggi terdapat pada PT. Bristol-Myers
Squibb Indonesia pada tahun 2008 sebesar 0.32, sedangkan ROA terendah sebesar
0.01 PT. Indo Farma, Tbk pada tahun 2007, 2008 dan 2009 serta PT. Schering
Plough Indonesia, Tbk tahun 2009 dan 2010.
Nilai
rata-rata ROE dari 45 observasi menunjukkan angka positif, yang mengindikasikan
bahwa secara umum kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada nilai buku
investasi pemegang saham juga baik. Rata-rata nilai ROE peruahaan farmasi yang
dijadikan sampel adalah sebesar 0.1622 dengan nilai standar deviasi 0.17439.
Nilai tertinggi ROE terdapat pada PT. Tempo Scan Pasific, Tbk pada tahun 2007
sebesar 1.43, sedangkan nilai terendah ROE terdapat pada PT. Merck, Tbk sebesar
0,01 pada tahun 2009. Nilai rata-rata EPS dari 45 observasi menunjukkan angka
positif, yang mengindikasikan bahwa secara umum perusahaan memiliki
pengembalian yang baik terhadap investor dengan meningkatnya laba per lembar
saham. Nilai rata-rata EPS perusahaan farmasi yang dijadikan sampel adalah
sebesar 1.6604 dengan nilai standar deviasi sebesar 1.03105. Nilai EPS
tertinggi ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menggunakan asetnya dengan
baik dan efisien untuk semakin meningkatkan labanya. Nilai EPS tertinggi
terdapat pada PT. Merck, Tbk pada tahun 2008 sebesar 3.64, sedangkan EPS
terendah sebesar 0.00 PT. Indo Farma, Tbk pada tahun 2008 dan 2009.
Uji
Asumsi Klasik
1. Uji
normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
bahwa distribusi penyampaian data yang digunakan telah terdistribusi secara
normal. Uji normalitas dilakukan dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
Data dinyatakan berdistribusi normal normal jika signifikansi lebih besar dari
5% atau 0,05 (p>0,05). Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) untuk VAIC dan ROA
0,113, VAIC dan ROE 0,66, VAIC dan EPS 0,274.
2. Uji
Autokorelasi
Dari hasil uji DW ROA, ROE dan EPS tidak
terjadi autokorelasi disebabkan karena Pendeteksiannya dilakukan dengan uji
Durbin Watson (DW) di antara batas atas (du) dan 4-du minimal maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
3. Uji
Heteroskedastisitas
Pola menunjukkan titik-titik yang
menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas.
1. Dari
hasil tabel 1 nilai Sig. ROA menunjukkan nilai 0,000 (0,000 < 0,05). Dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan H1a diterima, sehingga dapat diartikan bahwa intellectual
capital berpengaruh positif terhadap return on asset.
2. Hasil
dari tabel 1 nilai Sig. ROE menunjukkan nilai 0,001 (0,001 < 0,05). Dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan H1b diterima, sehingga dapat diartikan bahwa intellectual
capital berpengaruh positif terhadap retun on equity.
3. Dari hasil tabel 1 nilai Sig. EPS menunjukkan nilai 0.001 (0.001 < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1c diterima, sehingga dapat diartikan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap earning per share.
3. Dari hasil tabel 1 nilai Sig. EPS menunjukkan nilai 0.001 (0.001 < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1c diterima, sehingga dapat diartikan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap earning per share.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil analisis maka pembahasan pengaruh VAIC terhadap masing-masing variabel
sebagai berikut:
1. Pengaruh
VAIC terhadap ROA
VAIC mempunyai pengaruh positif dan
signifikan dengan variabel ROA, hal ini tampak dari hasil uji t antara VAIC
dengan ROA menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,045. Adanya pengaruh antara
IC dan ROA dikarenakan perusahaan lebih memaksimalkan pemanfaatan asetnya untuk
mendorong kualitas karyawan yang dimiliki guna meningkatkan laba yang
dihasilkan.
2. Pengaruh
antara VAIC dan ROE
VAIC memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap ROE. Hal ini tampak dari hasil uji t dimana signifikansi
sebesar 0,001, yang berarti bahwa VAIC berpengaruh terhadap ROE. Berpengaruhnya
intellectual capital terhadap ROE dapat disebabkan karena modal yang diperoleh
oleh investor lebih banyak digunakan untuk mendanai kegiatan operasional
perusahaan.
3. Pengaruh
antara VAIC dan EPS
VAIC berpengaruh terhadap EPS, hal ini
diketahui dari hasil uji t yang memiliki nilai signifikansi sebesar 0.001. EPS
diperoleh dari perbandingan antara laba bersih dikurangi dengan dividen saham
preferen dan rata-rata tertimbang lembar saham biasa yang beredar. Menurut
Rachmawati dan Susilowati (2006) dalam Wijoyo (2010) perusahaan di Indonesia
merupakan tangible intensive, sehingga modal dari saham tidak digunakan untuk
intellectual capital yang lebih mengarah pada inovasi.
4. Pengaruh
antara VAIC terhadap profitabilitas
VAIC berpengaruh pada profitabilitas,
hal ini diketahui dari hasil uji t untuk ROA, ROE, dan EPS yang memiliki nilai
signifikansi kurang dari 0,05. Sehingga konsisten dengan penelitian yang
dilakukan Putranto (2011) dan berlawan dengan penelitian yang dilakukan Wijoyo
(2010). Jadi semakin tinggi intellectual capital dalam suatu perusahaan, maka
perusahaan akan semakin terbantu untuk mencapai profitabilitas yang tinggi.
SIMPULAN,
KETERBATASAN, DAN SARAN
Berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa intellectual
capital berpengaruh positif terhadap Retun on Asset, Hal ini disebabkan karena
perusahaan lebih memaksimalkan pemanfaatan asetnya untuk mendorong kualitas
karyawan yang dimiliki guna meningkatkan laba yang dihasilkan. Intellectual
capital berpengaruh positif terhadap Return on Equity. Hal ini disebabkan
karena pengembalian modal hanya dipengaruhi oleh faktor yang berupa pengetahuan
karyawan. Intellectual capital berpengaruh positif terhadap earning per share.
Hal ini disebabkan perusahaan mampu memanfaatkan dan mengelola modal
intelektual yang dimiliki dengan baik dan secara maksimal, sehingga dapat
memberikan nilai tambah terhadap laba per lembar sahamnya.
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti tentang pengaruh VAIC terhadap
profitabilitas, namun penelitian ini masih memiliki keterbatasan-keterbatasan
antara lain:
- Jangka waktu penelitian relatif pendek sehingga mungkin konsistensi dari penelitian ini masih perlu diuji lagi.
- Objek penelitian adalah perusahaan farmasi yang jumlahnya terlalu sedikit, sehingga hasil kurang maksimal.
Berdasarkan simpulan
penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
- Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan ukuran kinerja yang lebih luas seperti rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan rasio lainnya serta menggunakan kelompok jenis industri lainnya.
- Bagi investor perlu tetap memperhatikan intellectual capital yang merupakan informasi penting yang berkaitan dengan profitabilitas perusahaan terutama laba perusahaan.
Ucapan
Terima Kasih
Ucapan
terima kasih ditujukan kepada Lindrawati, SKom, SE, MSi, dan Drs JTh. Budianto T.,
MM, Ak, ST selaku pembimbing 1 dan 2 dari tugas akhir skripsi ini.
REFERENSI
Bontis,
N., 1998, Intellectual Capital: an exploratory study that develops measures and
Models, Management Decision 36/2 :63–76, National Center for Management
Research and Development, University of Western Ontario, London.
Chen,
M.C., Shu-Ju C., dan Yuhchang H., 2005, An empirical investigation of the
relationship between intellectual capital and firms’ market value and financial
performance, Journal of Intellectual Capital, Vol.6, No.2, Mei: 159-176,
Emerald Group Publishing Limited.
Ghozali,
I., 2007, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Universitas
Diponegoro Semarang.
Ongkorahardjo,
M.G.P.A., Antonius S., dan Dyna R., 2008, Analisis Pengaruh Human Capital Terhadap
Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia),
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.10, No.1, Mei: 11-21.
Pardede,
F., 2010, Relationship Analysis of Financial Performance Intellectual Capital
Insurance Company in Indonesia Stock Excghange, Skripsi, Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jakarta.
Pulic,
A., 1998, Measuring the Performance of Intellectual Potencial in Knowledge Economy,
(http//www//SSRNid1553893, diunduh 16 Oktober 2011).
Putranto,
S.A., 2011. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Jasa Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2004-2009, Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya.
Sawarjowono,
T., dan Agustine P. K., 2003, Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan
Pelaporan (Sebuah Library Research), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.5,
No.1, Mei: 35-57.
Shiu,
H.J., 2006, The Application Value Added Intellectual Coefficient in Measure
Corporate Performance Evidence from Technological Firm, International Journal
of Management, Vol.23, No.2, Juni: 356-361.
Trisna,
2008, Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan Farmasi yang Terdaftar
di Bursa Efek Jakarta Periode 2003-2006, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya.
Ulum,
I., 2007, Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Perbankan di Indonesia, Tesis, Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Wangi,
A.M.C., 2010, Analisis Manajemen Laba dan Kinerja keuangan peusahaan pengakuisisi
Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2008-2009, Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.
Wijoyo,
H., 2010, Analisis Intellectual Capital terhadap Profitabilitas Perusahaan Food
and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009, Skripsi,
Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Yusuf,
dan Peni S., 2009, Modal Intelektual dan Market Performa Perusahaan-Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Proceeding PESAT, Vol.3, No.4, Oktober:
5-15.
0 komentar:
Posting Komentar