Nama : Danang Prawibowo
NPM : 21211707
Kelas : 4EB08
Tugas : Softskill, Etika Profesi Akuntansi
Etika
Berbisnis mengajarkan bagaimana tahapan-tahapan dari saat kita merencanakan
suatu bisnis, proses bisnis, dan yang lainya sampai kita mendapatkan suatu
kesuksesesan dalam berbisnis. Kesuksesan dalam berbisni pun tergantung dari
etika berbisnis. Kesuksesan adalah bisnis yang tidak sering mendapatkan
kegagalan, kemudian dikatan sukses apabila bisnis tersebut sering memperoleh
keuntungan.
Sedangkan
Etika bisnis adalah suatu proses dimana proses tersebut mengajarkan kita dalam
berbisnis. Jadi hubungannya dalah kesuksesan dalam berbisnis akan terjadi
apabila kita sangat memahami etika-etika yang ada dalam berbisnis.
Setiap
wirausaha memiliki etika bisnis masing-masing, namun secara umum etika bisnis
tersebut sama. Seorang wirausaha terbagi menjadi dua bagian dalam memahami
etika bisnis. Yang pertama adalah Seorang wirausaha yang memahami etika bisnis
sebelum dia memulai bisnis. Maksudnya adalah seorang wirausaha tersebut telah
mendapatkan suatu ilmu mengenai etika bisnis. Setelah memahami seorang
wirausaha tersebut baru melakukan bisnis.
Adapun
yang kedua adalah seorang wirausaha yang memahami etika bisnis setelah dia
melakukan bisnis. Tipe seorang wirausaha inilah yang sering belajar dari
kegagalan. Jadi dia memahami bagaimana beretika dalam berbisnis tersebut
setelah dia merasakan bagaimana gampang susahnya dalam berbisnis.
Banyak
sekali yang diajarkan dalam suatu etika berbisnis diantaranya mencari gagasan
untuk memulai bisnis, perencanaan bisnis, proses berbisnis, pemasaran usaha,
dan lain lain. Bahkan didalam etika bisnis pun kita diajarkan bagaimana saat
kita mendapatkan kegagalan dan menghadapi kegagalan tersebut.
Jadi
untuk berbisnis dibutuhkan sekali etika bisnis apabila bisnis tersebut ingin
berjalan sesuai dengan etikanya tersebut. Memahami etika bisnis bukanlah hal
yang sulit namun bukanlah juga hal yang gampang, karena gampang dan sulit
tergantung dari kemauan dari seorang tersebut untuk memahami etika bisnis
tersebut.
Kemauan
ini jugalah yang menjadi suatu faktor yang sama pentingnya dengan etika kita
dalam berbisnis, karena berbisnis muncul karena adanya kemauan berbisnis dari
diri orang tersebut. Apabila tidak ada kemauan maka pasti kita pun sulit untuk
memahami etika dalam berbisnis.
Haruslah
diyakini bahwa pada dasarnya perilaku etika bisnis akan selalu menguntungkan
perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
1. Mampu
mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal.
2. Mampu
meningkatkan motivasi pekerjaan.
3. Melindungi
prinsip kebebasan berniaga.
4. Mampu
meningkatkan keunggulan bersaing.
Perilaku
etika bisnis memang memiliki peranan penting dalam keberhasilan ataupun
kegagalan sebuah usaha. Etika bisnis sangat berpengaruh besar dalam hasil suatu
usaha tingkah wirausaha yang baik akan menentukan suatu usahanya tersebut dapat
kearah yang berhasil atau gagal.
Lingkungan
Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Bisnis
melibatkan hubungan ekonomi dengan banyak kelompok orang atau organisasi yang
dikenal sebagai stakeholders (pelanggan, tenaga kerja, stockholders, suppliers,
pesaing, pemerintah dan komunitas). Oleh karena itu, para pebisnis harus
mempertimbangkan semua bagian dari stakeholders dan bukan hanya stockholdernya
saja. Pelanggan, penyalur, pesaing, tenaga kerja dan bahkan pemegang saham
adalah pihak yang sangat sering berperan untuk keberhasilan dalam berbisnis.
Lingkungan
bisnis yang mempengaruhi etika adalah lingkungan makro dan lingkungan mikro.
Lingkungan makro yang dapat mempengaruhi kebiasaan yang tidak etis yaitu
bribery, coercion, deception, theft, unfair dan discrimination. Maka dari itu
dalam perspektif mikro, bisnis harus percaya bahwa dalam berhubungan dengan
supplier atau vendor, pelanggan dan tenaga kerja atau karyawan.
Saling
Ketergantungan Antara Bisnis dan Masyarakat
Sebagai
bagian dari masyarakat, tentu saja bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada
masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan itu
membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika antara
sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan
langsung maupun tidak langsung.
Dengan
memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa
prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat
interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi
berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang
nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut
segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia
usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang
ekonomi.
Jalinan
hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya,
ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan,
karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian
yang seimbang.
Kepedulian
Pelaku Bisnis Terhadap Etika
Pelaku
bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam
bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
Artinya sebagai contoh, kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk
menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus
menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan
kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan
excess demand, pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan
sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa
dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal
pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dll.
Perkembangan
Dalam Etika Bisnis
Perkembangan
dalam etika bisnis dibagi menjadi 5 periode yaitu:
§ Situasi
Dahulu : Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf
Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama
dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus
diatur.
§ Masa
Peralihan tahun 1960-an : ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di
Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan
terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia
pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam
kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas
adalah corporate social responsibility.
§ Etika
Bisnis Lahir di AS tahun 1970-an : sejumlah filsuf mulai terlibat dalam
memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap
sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia
bisnis di AS.
§ Etika
Bisnis Meluas ke Eropa tahun 1980-an : di Eropa Barat, etika bisnis sebagai
ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum
pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut
European Business Ethics Network (EBEN),
§ Etika
Bisnis menjadi Fenomena Global tahun 1990-an : tidak terbatas lagi pada dunia
Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan
International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28
Juli 1996 di Tokyo.
Etika
Bisnis dalam Akuntansi
Dalam
menjalankan profesinya, seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode
etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan
Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan
pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi
dan juga dengan masyarakat.
Selain
dengan kode etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai
laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa
yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana
yang diatur dalam kode etik profesi. Akuntansi sebagai profesi memiliki
kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi
yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga
kewajiban, yaitu kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas.
Kesimpulan
Selain sosial budaya,
ekonomi dan hukum-politik, yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah Etika
Bisnis. Etika bisnis adalah perilaku baik atau buruk berdasarkan kepercayaan
perseorangan dan norma sosial dengan membedakan antara yang baik dan yang
buruk. Kode Etik yang ada bersumber dari pandangan anak-anak ke perilaku orang
dewasa, pengalaman, perkembangan nilai serta moral, dan pengaruh kawan.
Sumber:
- http://id.m.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis
- http://jurnalmasbro.wordpress.com/2013/10/05/perilaku-etika-dalam-bisnis-jurnal-mas-bro/
0 komentar:
Posting Komentar