Rabu, 11 Januari 2012
Senin, 09 Januari 2012
Posts by : Admin
14. Bisnis Internasional
Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis
yang dilakukan antara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Kita akan
mempelajari tentang apa, bagaimana dan mengapa perlu dilakukan bisnis antar
negara itu, serta hal-hal apa yang dapat mendorong dan menghambat
berlangsungnya Bisnis Internasional itu.
1. Hakikat
Bisnis International
Seperti tersebut diatas bahwa Bisnis
internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas – batas
suatu Negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis
internasional. Adapun transaksi bisnis yang dilakukan oleh suatu Negara dengan
Negara lain yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International
Trade). Dilain pihak transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam
sutu Negara dengan perusahaan lain atau individu di Negara lain disebut
Pemasaran Internasional atau International Marketing. Pemasaran internasional
inilah yang biasanya diartikan sebagai Bisnis Internasional, meskipun pada
dasarnya ada dua pengertian.
Jadi kita dapat membedakan adanya dua buah
transaksi Bisnis Internasional yaitu :
1.
Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam hal perdagangan internasional yang
merupakan transaksi antar Negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional
yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor
tersebut maka akan timbul “NERACA PERDAGANGAN ANTAR NEGARA” atau “BALANCE OF
TRADE”. Suatu Negara dapat memiliki Surplus Neraca Perdagangan atau Devisit
Neraca Perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan
dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan
dengan nilai impor yang dilakukan dari Negara partner dagangnya. Dengan neraca
perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan
maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas
keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas
masuk dan keluar antar Negara tersebut sering disebut sebagai “NERACA PEMBAYARAN”
atau “BALANCE OF PAYMENTS”. Dalam hal ini neraca pembayaran yang mengalami
surplus ini sering juga dikatakan bahwa Negara ini mengalami PERTAMBAHAN DEVISA
NEGARA. Sebaliknya apabila Negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya
maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya
dengan Negara lain tersebut. Dengan demikian maka Negara tersebut akan
mengalami devisit neraca pembayarannya dan akan menghadapi PENGURANGAN DEVISA
NEGARA.
2.
Pemasaran International (International Marketing)
Pemasaran internasional yang sering disebut
sebagai Bisnis Internasional (International Busines) merupakan keadaan dimana
suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan Negara
lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis
internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi
di luar negeri. Dalam hal semacam ini maka pengusaha tersebut akan terbebas
dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor
impor. Dengan masuknya langsung dan melaksanakan kegiatan produksi dan
pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang
dipasarkan itu tidak saja berupa barang akan tetapi dapat pula berupa jasa.
Transaksi bisnis internasional semacam ini
dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain :
1.
Licencing
2.
Franchising
3.
Management Contracting
4.
Marketing in Home Country by Host Country
5.
Joint Venturing
6.
Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi internasional tersebut
diatas akan memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut sebagai Fee.
Dalam hal itu Negara atau Home Country harus membayar sedangkan pengirim atau
Host Country akan memperoleh pembayaran fee tersebut.
Pengertian perdagangan internasional dengan
perusahaan internasional sering dikacaukan atau sering dianggap sama saja, akan
tetapi seperti kita lihat dalam uraian diatas ternyata memang berbeda.
Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol
dilakukan oleh Negara sedangkan pemasaran internasional adalah merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Disamping itu pemasaran internasional
menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif serta lebih progresif dari pada
perdagangan internasional.
2. Alasan
Melaksanakan Bisnis Internasional
Beberapa alasan untuk melaksanakan bisnis
internasional antara lain berupa :
1. Spesialisasi antar bangsa – bangsa
Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan
tertentu beserta kelemahannya itu maka suatu Negara haruslah menentukan pilihan
strategis untuk memproduksikan suatu komoditi yang strategis yaitu :
-
Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar
paling unggul sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling
murah diantara Negara-negara yang lain.
-
Menitik beratkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil
diantara Negara-negara yang lain
-
Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai
komoditi yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya
Ketiga strategi tersebut berkaitan erat dengan
adanya dua buah konsep keunggulan yang dimiliki oleh suatu Negara ketimbang
Negara lain dalam satu ataupun beberapa bidang tertentu, yaitu :
A. Keunggulan absolute (absolute advantage)
Suatu negara dapat dikatakan memiliki
keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli dalam berproduksi dan
perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini akan dapat dicapai kalau tidak
ada negara lain yang dapat menghasilkan produk tersebut sehingga negara itu
menjadi satu-satunya negara penghasil yang pada umumnya disebabkan karena
kondisi alam yang dimilikinya, misalnya hasil tambang, perkebunan, kehutanan,
pertanian dan sebagainya. Disamping kondisi alam, keunggulan absolut dapat pula
diperoleh dari suatu negara yang mampu untuk memproduksikan suatu komoditi yang
paling murah di antara negara-negara lainnya. Keunggulan semacam ini pada
umumnya tidak akan dapat berlangsung lama karena kemajuan teknologi akan dengan
cepat mengatasi cara produksi yang lebih efisien dan ongkos yang lebih murah.
B. Keunggulan komperatif (comparative
advantage)
Konsep Keunggulan komparatif ini merupakan
konsep yang lebih realistik dan banyak terdapat dalam bisnis Internasional.
Yaitu suatu keadaan di mana suatu negara memiliki kemampuan yang lebih tinggi
untuk menawarkan produk tersebut dibandingkan dengan negara lain. Kemampuan
yang lebih tinggi dalam menawarkan suatu produk itu dapat diwujudkan dalam
berbagai bentuk yaitu :
a). Ongkos atau harga penawaran yang lebih
rendah.
b). Mutu yang lebih unggul meskipun harganya
lebih mahal.
c). Kontinuitas penyediaan (Supply) yang lebih
baik.
d). Stabilitas hubungan bisnis maupun politik
yang baik.
e). Tersedianya fasilitas penunjang yang lebih
baik misalnya fasilitas latihan maupun transportasi.
C. Potensi Pasar Internasional ditentukan oleh
tiga faktor yaitu struktur penduduk , daya beli serta pola konsumsi masyarakat.
Dalam hal pasar Internasional , potensi pasar internasional juga ditentukan
oleh ketiga faktor tersebut hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara
lain.
3.
Tahap-tahap Dalam Memasuki Bisnis International
Perusahaan yang memasuki bisnis internasional
pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang
paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling
kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahap tersebut
secara kronologis adalah sebagai berikut :
1. Ekspor Insidentil
2. Ekspor Aktif
3. Penjualan Lisensi
4. Franchising
5. Pemasaran di Luar Negeri
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
1. EKSPOR INSIDENTIL (INCIDENT At EXPORT)
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis
Internasional suatu perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan
yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini
pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita
kemudian dia membeli barang-barang dan kemudian kita harus mengirimkannya ke
negeri asing itu.
2. EKSPOR AKTIF (ACTIVE EXPORT)
Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang
terus dan kemudian terjalinlah hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu dan
bahkan transaksi tersebut makin lama akan semakin aktif. Keaktifan hubungan
transaksi bisnis tersebut ditandai pada umumnya dengan semakin berkembangnya
jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut. Dalam tahap
aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen
atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal di mana pengusaha hanya bertindak
pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering pula disebut sebagai tahap
“ekspor aktif”, sedangkan tahap pertama tadi disebut tahap pembelian atau
“Purchasing”.
3. PENJUAlAN LISENSI (LICENSING)
Tahap berikutnya adalah tahap penjualan
Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang menjual lisensi atau merek dari
produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek
atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang
cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku
serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan
negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing
tersebut.
4. FRANCHISING
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih
aktif lagi yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau
merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk
peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya,
pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta
bentuk pelayanannya. Cara ini sering dikenal sebagai bentuk “Franchising”.
Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut sebagai
“Franchisee” sedangkan perusahaan pemberi disebut sebagai “Franchisor”. Bentuk
ini pada umumnya berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran,
supermarket, fitness centre dan sebagainya.
5. Pemasaran di Luar Negeri
Tahap berikutnya adalah bentuk Pemasaran di
Luar negeri. Bentuk ini akan memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan
yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country) haruslah betul-betul
secara aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu
di negeri asing (Home Country). Lain dengan tahap-tahap sebelumnya maka
manajemen pemasaran masih tetap berada dalam tanggung jawab dari perusahaan di
negara penerima. Dalam hal itu maka perusahaan itu akan mengetahui lebih pasti
tentang perilaku konsumennya yang tidak lain dan tidak asing baginya karena
mereka adalah juga orang-orang setempat atau penduduk setempat pula. Lain
halnya dalam tahap ini maka pengusaha pendatang yang nota bene adalah orang
asing harus mampu untuk mengetahui perilaku serta kebiasaan yang ada di negeri
penerima itu sehingga dapat dilakukan program-program pemasaran yang efektif.
Tahap ini sering pula disebut sebagai tahap "Pemasaran Aktif" atau
"Active Marketing".
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling
intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional yaitu tahap
"Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri". Tahap ini juga disebut
sebagai "Total International Business". Bentuk inilah yang
menimbulkan MNC (Multy National Corporation) yaitu Perusahaan Multi Nasional.
Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri
asing itu lengkap dengan segala modalnya, Ialu melakukan proses produksi di
negeri itu, kemudian menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu juga dan
bahkan mungkin lalu dijualnya ke negara asing lagi sebagai ekspor dari negeri
penerima tersebut. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang sedang
berkembang karena dalam bentuk ini negara penerima tidak perlu menyediakan
modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut yang pada umumnya
negara berkembang masih miskin dana untuk pembangunan bangsanya.
4.
Hambatan Dalam Memasuki Bisnis Internasional
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja
akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestic. Negara lain
tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kai menghambat
terlaksannya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau
budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena
itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
1. Batasan perdagangan dan tariff bea masuk
2. Perbedaan bahasa, social budaya/cultural
3. Kondisi politik dan
hokum/perundang-undangan
4. Hambatan operasional
PERBEDAAN BAHASA, SOSIAL BUDAYA / KULTURAL
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali
merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis Internasional, hal ini disebabkan
karena bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan
maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi yang baik maka hubungan bisnis sukar
untuk dapat berlangsung dengan Iancar. Hambatan bahasa ini pada saat ini
semakin berkurang berkat adanya bahasa Internasional yaitu bahasa lnggris.
HAMBATAN POLITIK, HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN
Hubungan politik yang kurang baik antara satu
negara dengan negara yang lain juga akan mengakibatkan terbatasnya hubungan
bisnis dari kedua negara tersebut. Sebagai contoh yang ekstrim Amerika
melakukan embargo terhadap komoditi perdagangan dengan negara-negara Komunis.
Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang
juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara-negara Arab
melarang barang-barang mengandung daging maupun minyak babi.
HAMBATAN OPERASIONAL
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional
yang lain adalah berupa masalah operasional yakni transportasi atau
pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke negara
yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara
kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal
ini akan dapat mengakibatkan bahwa biaya pengangkutan atau ekspedisi kapal laut
untuk jalur tersebut akan menjadi sangat mahal. Mahalnya biaya angkut itu
dikarenakan selain keadaan bahwa kapal pengangkutnya hanya melayani satu negara
itu saja yang biasanya lalu mahal, maka kembalinya kapal tersebut dati negara
tujuan itu akan menjadi kosong. Perjalan kapal kosong di samudera luas akan
sangat membahayakan bagi keselamatan kapal itu sendiri.
5.
Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional pada hakikatnya
adalah suatu perusahaan yang melaksanakan kegiatan secara internasional atau
dengan kata lain melakukan operasinya di beberapa Negara. Perusahaan macam ini
sering disebut Multinasional Corporations yang biasanya disingkat MNC. Era
Globalisasi yang melanda dunia pada saat ini dimana dalam kondisi itu tidak ada
satu Negara pun di dunia ini yang terbebas dan tak terjangkau oleh pengaruh
dari Negara lain. Setiap Negara setiap saat akan selalu terpengaruh oleh
tindakan yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini bisa terjadi karena pada saat
ini kita berada dalam abad komunikasi, sehingga dengan cara yang sangat cepat
dan bahkan dalam waktu yang bersamaan kita dapat mengetahui suatu kejadian yang
terjadi di setiap Negara di manapun di dunia ini.
Dari keadaan itu maka seolah-olah tidak ada
lagi batas-batas antara negara yang satu dengan negara yang lain. Kehidupan
sehari-hari menjadi lebih bersifat sama. Dengan kecenderungan yang terjadi pada
saat ini bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di mana pun di dunia ini
mendekati hal yang sama. Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau untuk
kehidupan sehari-hari cenderung tidak berbeda antara negara yang satu dengan
negara lain. Kebutuhan akan sabun mandi, sabun cuci, alat-alat tulis, alat-alat
kantor, pakaian, juga perabot rumah tangga dan sebagainya tidaklah banyak
berbeda antara masyarakat Indonesia dengan Filipina, Jepang, Korea, Arab atupun
di Eropa dan Amerika.
Kecenderungan untuk adanya kesamaan inilah
yang mendorong perusahaan untuk beroperasi secara Internasional Perusahaan yang
demikian akan mencoba untuk mencari tempat pabrik guna memproduksikan barang-barang
tersebut yang paling murah dan kemudian memasarkannya keseluruh penjuru dunia
sehingga akan menjadi lebih ekonomis dan memiliki daya saing yang lebih tinggi.
Di samping itu adanya batasan-batasan ekspor-impor antar negara mendorong suatu
perusahaan untuk memproduksikan saja barang itu di negeri itu sendiri dan
kemudian menjualnya di negeri itu juga meskipun pemiliknya adalah dari luar
negeri. Dengan cara itu maka problem pembatasan ekspor-impor menjadi tidak
berlaku lagi baginya. Banyak contoh perusahaan multinasional ini misalnya saja:
Coca Cola, Colgate, Johnson & Johnson, IBM, General Electric, Mitzubishi
Electric, Toyota, Philips dari negeri Belanda, Nestle dari Switzerland,
Unilever dari Belanda dan lnggris, Bayer dati Jerman, Basf juga dari Jerman,
Ciba dari Switzerland dan sebagainya.
Sumber :
Posts by : Admin
13. Tanggung jawab sosial suatu bisnis
1. Benturan dengan kepentingan masyarakat
Klasifikasi aspek pendorong tanggung
jawab sosial
Dalam menunaikan tanggung jawab sosial,
perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis. Hal – hal pendorong dilaksanakannya
etika bisnis :
1.
Dorongan dari pihak
luar, dari lingkungan masyarakat.
2.
Dorongan dari dalam
bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa dan
karya.
2. Dorongan tanggung jawab social
Manfaat Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan:
a.
Peningkatan moral kerja
karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas kerja.
b.
Adanya partisipasi
bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen
partisipatif.
c.
Penurunan absen
karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang
menyenangkan dan baik.
d.
Peningkatan mutu
produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa kepercayaan diri karyawan.
e.
Kepercayaan konsumen
yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari
perushaan.
3. Etika bisnis
Etika bisnis merupakan cara
untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
·
Hubungan
Antara Bisnis dengan Langganan / Konsumen
Merupakan
pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui.
·
Hubungan
Dengan Karyawan
Meliputi
penerimaan, latihan, promosi, transfer, demosi maupun pemberehentian.
·
Hubungan
Antar Bisnis
Merupakan
hubungan yang terjadi diantara perusahaan , baik perusahaan kolega , pesaing ,
penyalur , grosir , maupun distributor.
·
Hubungan
Dengan Inversor
Pemberian
informasi yang benar antar investor.
·
Hubungan
Dengan Lembaga – Lembaga Keuangan
Merupakan
hubungan yang bersifat financial , berkaitan dengan penyusunan laporan
keuangan.
4. Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis
A.
Pelaksanaan hubungan industrial pancasila (HIP)
Sistem
hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan
jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,pekerja/buruh, dan pemerintah yang
didasarkan pada nilai nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945
B.
Dampak lingkungan (AMDAL)
Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan kegiatan
di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan
akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya
C.
Prinsip kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Penekanan
pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang
berfungsi
menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun yang
lainnya.
D.
Perkebunan inti rakyat (PIR)
Perkebunan
Inti Rakyat adalah sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik
Negara dan kecil milik masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti
penggerak perkebunan di mana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil
di sekitarnya.
E.
Sistem bapak angkat dan anak angkat
System
ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil atau menengah
mitra kerja yang harus mereka bina.
Pelaksanaan
system ini juga banyak membantu kelancaran proses pembangunan bangsa serta keterkaitan
industri maupun keterkaitan kepentingan masyarakat banyak. Praktik tersebut
sangat mudah dilaksanakan karena diperlukan kesadaran yang tinggi dari
pengusaha besar yang harus bersedia membantu perkembangan pengusaha kecil yang
sering banyak menimbulkan persoalan bagi pegusaha besar yang menjadi bapak
angkat.
Sumber:
Posts by : Admin
12. Teknik analisis meramalkan kas perusahaan
1.
Keuangan Perusahaan
Keuangan Perusahaan di bagi menjadi 3 :
1. Devestasi :
ivestasi adalah pengurangan beberapa jenis
aset baik dalam bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari
bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada
aset yang baru.
Motif :
Perusahaan memiliki beberapa motif untuk
divestasi.
Pertama, sebuah perusahaan akan melakukan
divestasi (menjual) bisnis yang bukan merupakan bagian dari bidang operasional
utamanya sehingga perusahaan tersebut dapat berfokus pada area bisnis terbaik
yang dapat dilakukannya. Sebagai contoh, Eastman Kodak, Ford Motor Company, dan
banyak perusahaan lainnya telah menjual beragam bisnis yang tidak berelasi
dengan bisnis utamanya.
Motif kedua, untuk divestasi adalah untuk
memperoleh keuntungan. Divestasi menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi
perusahaan karena divestasi merupakan usaha untuk menjual bisnis agar dapat
memperoleh uang. Sebagai contoh, CSX Corporation melakukan divestasi untuk
berfokus pada bisnis utamanya yaitu pembangunan rel kereta api serta bertujuan
untuk memperoleh keuntungan sehingga dapat membayar hutangnya pada saat ini.
Motif ketiga, bagi divestasi adalah
kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan yang telah melakukan divestasi
(menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi daripada nilai perusahaan sebelum
melakukan divestasi. Dengan kata lain, jumlah nilai aset likuidasi pribadi
perusahaan melebihi nilai pasar bila dibandingkan dengan perusahaan pada saat
sebelum melakukan divestasi. Hal ini memperkuat keinginan perusahaan untuk
menjual apa yang seharusnya bernilai berharga daripada terlikuidasi pada saat
sebelum divestasi.
Motif keempat untuk divestasi adalah unit
bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin jauhnya unit bisnis yang
dijalankan dari core competence perusahaan, maka kemungkinan gagal dalam
operasionalnya semakin besar.
Metode Divestasi :
Beberapa perusahaan menggunakan teknologi
untuk memfasilitasi proses divestasi beberapa divisi. Mereka mempublikasikan
informasi tentang divisi mana saja yang ingin mereka jual pada situs resmi
mereka sehingga dapat dilihat oleh perusahaan lain yang sekiranya tertarik
untuk membeli divisi tersebut. Sebagai contoh, Alcoa telah mendirikan sebuah
online showroom yang menampilkan divisi yang mereka jual. Dengan melakukan
komunikasi secara online, Alcoa telah mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk
membiayai divisi yang bergerak pada hotel, usaha transportasi, dan urusan
pertemuan.
2. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Bahasa
Inggris: Rights Issue) atau disingkat HMETD dalam pasar modal Indonesia adalah
hak yang diperoleh para pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam
daftar pemegang saham suatu perseroan terbatas untuk menerima penawaran
terlebih dahulu apabila perusahaan sedang menjalani proses emisi atau
pengeluaran saham-saham dari saham portopel atau saham simpanan. Hak tersebut
diberikan dalam jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal penawaran
dilakukan dan jumlah yang berhak diambil seimbang dengan jumlah saham yang
mereka miliki secara proporsional.
3. Kebangkrutan.
Kebangkrutan adalah ketidakmampuan yang
dinyatakan secara legal oleh individu atau organisasi untuk membayar kreditur
mereka.
Kebangkrutan telah dicatat di Perjanjian Lama
dan Timur Jauh.
2.
Estimasi Penjualan
yaitu merupakan ramalan unit dan nilai uang
penjualan suatu perusahaan. Penyusunan perencanaan keuangan apabila disajikan
dengan benar, maka informasi tersebut akan berguna bagi pihak manajemen
perusahaan dalam rangka pengembangan usaha yang dilakukan. Apabila perencanaan
keuangan dilakukan tepat maka pihak manajemen perusahaan dapat berusaha secara
maksimal untuk pencapaian tujuan yang telah di tentukan.
3.
Estimasi Produksi
adalah penentuan yang akurat untuk menentukan
strategi pemasaran yang lebih efisien bahwa salah satu dari mereka menggunakan
Alat Estimasi Produksi (AEP). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
efektivitas tertinggi AEP.
4.
Estimasi Pembelian Bahan Langsung
Adalah pembelian barang secara langsung, baik
berupa langsung maupun sistem online. estimatis ini sangat menguntungkan bagi
penjual maupun pembeli. karena penjual bisa memprodukan barang daganganya
dengan cara sistem online, dan si pembeli juga dapat lebih menghuntungkan dan
menghematkan. karena pembeli tidak perlu meluangkan waktu yang lama untuk
datang dan pergi ke sana. Cukup hanya dengan berada di depab komputer dan
memilih barang mana yang akan di belinya. lalu mentransferkan jumlah uang yang
sudah tertera, dengan cara seperti itu pihak pembeli maupun pihak penjual dapat
memperolehkan keuntungan.
5.
Estimasi Pemakaian Bahan Langsung
adalah barang yang bisa langsung di gunakan
tanpa memerlukan proses terlebih dahulu, atau barang yang sudah di beli bisa
langsung di pakai atau di gunakan.
sebagai contoh :
pakaian, mobil, makanan ataupun minuman, dll.
barang-barang itu bisa langsung di pakai tanpa
di proses lagi seperti barang yang lain.
6. Upah
Langsung
Upah langsung adalah upah yang diberikan atasan
atau manajer tanpa atau lewat perantara, secara langsung kepada para pekerja
setelah mereka melakukan apa yang menjadi kewajiban mereka sebagai pekerja. Tidak di lakukan dengan sistem kartu kredit.
7.
Estimasi Beban Fabrikase
Estimasi Fabrikase merupakan estimasi yang
menjelaskan tentang beban pabrikase.
8.
Estimasi Harga Pokok Penjualan
Estimasi harga pokok penjualan adalah harga
yang sudah mutlak atau harga pokok barang yang dijual tanpa bisa mengalami
perubahan, harga ini sudah mutlak diberikan kepada si penjual kepada si pembeli
agar tidak terjadi negosiasi dalam penjualan barang ini.
9.
Estimasi Beban Penjualan
Estimasi Beban Penjualan adalah beban si
penjual karena terdapat beberapa faktor yang membuat perusahaan atau si penjual
oleh pihak-pihak tertentu.
10.
Estimasi Beban Administrasi
Beban administrasi perusahaan yang fokus dari
kepentingan politik pada saat ini. Badan Penelitian Eim estimasi total biaya
administrasi di sektor pekerjaan sementara.
Penyebab utama dari ukuran biaya administrasi
di sektor pekerjaan sementara adalah :
1.
Tingginya jumlah pekerja pekerjaan sementara dan tingginya laju
perubahan pada pekerja pekerjaan sementara (rata-rata tahunan: 1,3 juta
pendaftaran, 1,1 juta penempatan dan 15,6 juta pembayaran remunerasi)
2.
Perubahan undang-undang banyak dan perubahan kecil yang menghadapi
sektor pekerjaan sementara
3.
Penerapan sistem pembayaran remunerasi mingguan (bukan bulanan atau per
4 minggu), yang melekat pada penggunaan pekerja flex.
11.
Estimasi Laba Rugi
Estimasi Laba Rugi adalah suatu laporan yang
sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu, yaitu meliputi :
a.
Laba merupakan kenaikan modal saham yang dimiliki oleh perusahaan yang
berasal dari pendapatan operasional perusahaan.
b.
Rugi yaitu merupakan penurunan modal saham yang diakibatkan dari
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan pada suatu periode tertentu.
12.
Estimasi Kas
Estimasi Kas adalah laporan keuangan yang
menunjukan berapa uang yang di punyai oleh perusahaan itu, karena dengan adanya
kas perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah uang atau kas yang ada, apakah
perusahan tersebut memperoleh keuntungan atau kenaikan kas atau bahkan
memeproleh penurunan kas. Atau secara lebih sederhana dapat dismpulkan estimasi
kas merupakan kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam suatu perusahaan.
Sumber
:
Posts by : Admin
11. Akuntansi dan laporan keuangan
1. Definisi akuntansi
Akuntansi adalah pengukuran,
penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu
manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat
keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga
pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan
menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal
sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk
menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para
manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti
pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam
proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu
cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat,
diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing,
satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah
suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi
untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin
sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang
berterima umum.
Praktisi akuntansi
dikenal sebagai akuntan. Akuntan
bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara.
Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau
AICWA), Certified Public Accountant (CPA), dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik
yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau Bersertifikat
Akuntan Publik).
2. Fungsi akuntansi
Fungsi dasar Akuntansi:
·
Menciptakan sistem
akuntansi
·
Membuat prosedur
untuk mencatat,menggolongkan dan memasukan secarasingkat transaksi-transaksi
perusahaan
·
Memberikan
laporan/keterangan padamanajemen untuk penyusunananggaran dan pengendalian
aktiva danpengambilan keputusan
Fungsi Akuntansi:
·
Menyiapkan metode
dan standaruntuk mengukur ongkos yang telahdikeluarkan
·
Melaporkan data
akuntansi
·
Menafsirkan data
akuntansi
3. Pihak-pihak yang berkepentingan
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
informasi akuntansi adalah :
1.
Pimpinan perusahaan
Untuk mengetahui
perkembangan dan kondisi perusahaan.
2.
Pemilik Perusahaan
Untuk mengetahui
perbandingan antara modal yang ditanam dengan laba yang dicapai.
3.
Kreditor
Untuk menilai sehat
atau tidaknya kondisi keuangan.
4.
Pemerintah
Untuk tujuan
penetapan pajak perusahaan
5.
Karyawan
Mengetahui
perkembangan atau kemajuan perusahaan yang berhubungan dengan kelangsungan dan
kenaikan gajinya.
4. Prinsip akuntansi
Prinsip akuntansi adalah dalil atau doktrin untuk mengawasi suatu
sistem atau aktivitas tertentu yang telah diterima kebenarannya. Dalam bidang
akuntansi, prinsip ini bukan suatu kebenaran yang hakiki karena ilmu akuntansi
bersifat dinamis, senantiasa berkembang mengikuti perubahan nilai-nilai yang
terjadi dalam masyarakat (Lapoliwa dan Kuswandi, 1993: 4). Prinsip-prinsip
akuntansi meliputi: kesatuan akuntansi, kesinambungan perusahaan, periode
akuntansi, pengukuran dalam nilai uang, harga perolehan, penetapan pendapatan
dan biaya, konsistensi, obyektivitas, materialitas, konservatisme, pernyatan
terbuka dan realisasi.
5. Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan adalah catatan
informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat
digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan
adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi :
§ Laporan perubahan
posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana
§ Catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan
Unsur yang
berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur
yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.
Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan
dalam berbagai unsur neraca.
6. Isi laporan keuangan
Laporan
keuangan terdiri dari:
§ Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang
tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal
perusahaan.
§ Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam
suatu periode tertentu.
§ Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan
sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode
yang bersangkutan.
§ Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan kebijaksanaan
akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan.
Laporan
keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang
mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi
perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan
dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan
ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya
untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau
perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan
dari setiap perusahaan tertentu.
7. Bentuk neraca
Di dalam akuntansi keuangan, Neraca atau laporan
posisi keuangan (bahasa Inggris: balance
sheet atau statement of financial position) adalah bagian
dari laporan keuangan suatu entitas
yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut.
Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas yang
dihubungkan dengan persamaan akuntansi berikut:
Informasi yang
dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber
pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode
akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau tahunan).
Neraca dapat
disusun dalam 2 bentuk :
1.
Bentuk Skontro disebut juga bentuk horizontal
atau sebelah menyebelah,yaitu penyajian unsur aktiva dicatat sebelah kiri dan
penyajian unsur-unsur kewajiban dan ekitas dicatat disebelah kanan sehinga
jumlahnya seimbang.
2.
Bentuk staffel disebut juga bentuk vertikal atau
laporan. Bentuk ini menyajikan b ahwa harta, hutang dan modal disusun berurutan
ke bawah.
8. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi (Inggris:Income
Statement atau Profit and Loss Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu
perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan
suatu laba (atau rugi) bersih.
Unsur-unsur laporan
laporan laba rugi biasanya terdiri dari:
§ Pendapatan dari
penjualan
§ Dikurangi Beban
pokok penjualan
§ Laba/rugi kotor
§ Dikurangi Beban
usaha
§ Laba/rugi usaha
§ Ditambah atau
dikurangi Penghaslan/beban lain
§ Laba/rugi sebelum
pajak
§ Dikurangi Beban
pajak
§ Laba/rugi bersih
9. Bentuk laporan laba rugi
Susunan
laporan laba-rugi dapat dibuat dengan dua bentuk:
a. Single Step
Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan
pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam
satu kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih
jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa)laba atau saldo
(sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa.
b. Multi Step
Penyusunan laporan laba-rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap
mulai dari kelompok pendapatan dan beban
usaha, pendapatan luar usaha dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain.
Bentuk multi step ini banyak digunakan di perusahaandagang atau perusahaan
industri.
10. Tujuan laporan
keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan
keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan
yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi
yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan
untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan
juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa Inggris: stewardship), atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini
mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam
perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Sumber:
Langganan:
Postingan (Atom)