Nama : Danang Prawibowo
NPM : 21211707
Kelas : 4EB08
PENGARUH
INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN NILAI PERUSAHAAN KHUSUSNYA
DI INDUSTRI KEUANGAN DAN INDUSTRI PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2008 – 2012
Adrian
Gozali dan Saarce Elsye Hatane
Akuntansi
Bisnis Universitas Kristen Petra
Email:
elsyehat@petra.ac.id
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara intellectual capital dengan kinerja
keuangan dan nilai perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah perusahaan di bidang perbankan, keuangan dan pertambangan yang secara
konsisten terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012. Hipotesis penelitian ini diuji
menggunakan partial least square. Metode yang digunakan adalah VAIC dari Pulic
(1998) yang dihubungkan dengan kinerja keuangan (ROA, ROE, Employee
Productivity) dan nilai perusahaan (Market to Book Value Ratio, Tobin’s Q). Hasil
dari penelitian ini adalah adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara
VAIC dengan kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Indikator VAIC yang paling
berpengaruh positif dan signifikan adalah structural capital. Pengaruh VAIC
terhadap kinerja keuangan perusahaan lebih besar daripada pengaruh VAIC
terhadap nilai pasar perusahaan.
Kata kunci:
Intellectual capital, structural capital, VAIC, partial least square.
ABSTRACT
This
study aimed to examine the affect of intellectual capital to firm’s financial
performance and firm’s market value. The samples used in this study were the
banking firms, financial firms and the mining firms that constantly listed in
Indonesia Stock Exchange since 2008-2012. The hypothesis tested by using
partial least square. Method used to examine was the VAIC method from Pulic
(1998) correlated it to financial performance (ROA, ROE, Employee Productivity)
and firm’s market value (Market to Book Value Ratio, Tobin’s Q). This study
showed that there was positive and significant relationship between VAIC to firm’s
financial performance and firm’s market value. The VAIC’s indicator that has
the most positive and significant relationship was structural capital. VAIC
impacted better to firm’s financial performance than to firm’s market value.
Keywords: Intellectual
capital, structural capital, VAIC, partial least square.
PENDAHULUAN
Krisis
global yang terjadi pada tahun 2008 tidak menyurutkan pertumbuhan perusahaan
industri pertambangan dan keuangan di Indonesia. Nilai suatu perusahaan dapat
tercermin dari harga yang dibayar investor atas sahamnya di pasar. Penghargaan
yang lebih atas suatu perusahaan dari para investor ini diyakini disebabkan
oleh adanya intelectual capital yang dimiliki perusahaan (Chen et al., 2005).
Pada
tahun 1998, Pulic mengajukan suatu ukuran untuk menilai Intellectual Capital
(IC) perusahaan. Metode ini adalah rangkuman dari HC, SC dan CC. Metodenya
disebut dengan Efisiensi Nilai Tambah Sebagai Hasil dari Kemampuan Intelektual
Perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient™ - VAIC™). Komponen utama dari
VAIC™ adalah Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU)
dan Structure Capital Value Added (STVA) (STVA).
Chen
et al. (2005) melakukan penelitian terhadap perusahaan yang listed di Bursa
Efek Taiwan periode 1992-2005 dan menemukan bahwa ada efek positif dan signifikan
antara IC perusahaan dengan kinerja keuangan dan market value perusahaan. Tan
et al. (2007) melakukan penelitian terhadap 150 perusahaan yang terdaftar di
bursa efek Singapura dan menyimpulkan bahwa IC berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, baik masa kini maupun masa
mendatang. Di tahun 2009, Ulum, Ghozali & Chariri meneliti hubungan antara
IC dengan kinerja perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI selama
tahun 2004-2006. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan dari IC terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ting et al
(2009) serta Muhammad & Ismail (2009) juga menemukan adanya pengaruh
positif dan signifikan antara IC dengan kinerja keuangan dan market value di
perusahaan perbankan dan barang konsumsi yang terdaftar di pasar saham Malaysia.
Sementara
itu, Firer & Williams (2003) melakukan penelitian perusahaan publik sector perdagangan
di Afrika Selatan dan tidak dapat menemukan pengaruh yang signifikan dari IC terhadap
kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Kuryanto (2008) melakukan penelitian mengenai
pengaruh IC terhadap kinerja keuangan 73 perusahaan Indonesia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan menyimpulkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh
tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan. Begitu juga dengan hasil
penelitian. Begitu juga dengan penelitian dari Yuniasih et al. (2010) yang
meneliti pengaruh IC terhadap nilai pasar perusahaan manufaktur dan hasilnya
adalah intellectual capital tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
nilai pasar perusahaan.
Pengertian
Intellectual Capital
Feleagă,
et al., (2009) memberikan definisi tentang IC. Mereka mendefinisikan
intellectual capital dengan sebagai berikut:
“Intellectual
capital is present in three dimensions: relational capital (i.e. all relations
a company entertains with external subjects, such as suppliers, partners,
clients etc.); human capital (knowledge and competences residing with the
company’s employees); and organizational capital (collective knowhow,OIS,
policies, intellectual property).”
Menurut William (2001)
intellectual capital didefinisikan sebagai berikut:
“The
enhanced value of a firm attributable to assets, generally of an intangible
nature, resulting from the company’s organizational function, processes and
information technology networks, the competency and efficiency of its employees
and its relationship with its customers. Intellectual capital assets are
developed from (a) the creation of new knowledge and innovation; (b) application
of present knowledge to present issues and concerns that enhance employees and customers;
(c) packaging, processing and transmission of knowledge; and (d) the
acquisition of present knowledge created through research and learning.”
Dari
beberapa uraian di atas, intellectual capital dapat disimpulkan sebagai
keseluruhan dimensi dari perusahaan, yaitu relasi dengan pelanggan, tenaga
kerja perusahaan dan prosedur pendukung yang diciptakan dengan adanya inovasi,
modifikasi pengetahuan saat ini, transfer ilmu pengetahuan dan pembelajaran
yang berkelanjutan yang akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Pengukuran
Intellectual Capital
Value
Added Intellectual Coefficient (VAICTM) adalah sebuah metode yang
diciptakan oleh Pulic (1998) untuk membantu mempresentasikan dan menghitung
informasi tentang value creation dari aset berwujud (tangible asset) dan aset
tak berwujud (intangible asset) perusahaan. Model ini relatif mudah dan sangat
mungkin untuk dilakukan karena disusun dari akun-akun dalam laporan keuangan
(neraca, laporan laba rugi).
Perhitungannya
dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan Value Added (VA). VA
didapat dari selisih antara output dan input. Nilai output (OUT) adalah total
pendapatan dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan
untuk dijual, sedangkan input (IN) meliputi seluruh beban yang digunakan
perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa. Pulic (1998) menyatakan bahwa komponen-komponen
VAICTM adalah:
1. Value
Added of Capital Employed (VACA) adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh
satu unit dari physical capital. Pulic (1998) mengasumsikan bahwa jika 1 unit
dari Capital Employed (CA) menghasilkan return yang lebih besar dari pada
perusahaan lain, maka perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CA.
Pemanfaatan CA yang lebih baik ini merupakan bagian dari IC perusahaan.
2. Value
Added Human Capital (VAHU)
Menurut Pulic (1998), VAHU menunjukkan
berapa banyak VA yang dihasilkan dengan dikeluarkannya dana untuk tenaga kerja.
Hubungan antara VA dengan human capital (HC) mengindikasikan kemampuan HC untuk
menciptakan nilai lebih di dalam perusahaan.
3. Structural
Capital Value Added (STVA)
Berdasar Pulic (1998), STVA menunjukkan kontribusi
Structural Capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang
dibutuhkan untuk menghasilkan VA.
Kinerja
Keuangan
Kinerja
perusahaan sangat esensial bagi manajemen karena menghasilkan outcome yang
telah dicapai baik oleh individu atau kelompok dalam suatu organisasi.
Pertama
adalah Employee productivity (EP) yang dapat didefinisikan sebagai ukuran dari
nilai tambah bersih dari setiap karyawan yang merefleksikan produktivitas
karyawan terhadap perusahaan (Chen et al., 2005). Berikutnya adalah ROA. Menurut
Chen et al. (2005), ROA adalah indikator efisiensi perusahaan dalam
memanfaatkan aset yang ada dan mengendalikan firms’ financing policy. Yang
terakhir adalah ROE yaitu merupakan indikator tingkat pengembalian perusahaan
terhadap lembar saham yang dimiliki pemegang saham.
Nilai
Perusahaan
Tobin’s
Q digunakan sebagai ukuran nilai pasar perusahaan. Tobin’s Q adalah gambaran
nilai perusahaan dari perspektif investor. Komponen kedua adalah Market to Book
Value (MBVR) yang menurut Chen et al. (2005) menunjukkan nilai sebuah perusahaan
yang diperoleh dengan membandingkan nilai pasar perusahaan (market value-MV) dengan
nilai bukunya (book value BV).
Hipotesis
Penelitian
Chen
et al. 2005, menggunakan VAICTM sebagai model pengukuran dan teknik analisis
data yaitu teknik regresi. Penelitian ini menggunakan data dari 250 perusahaan
publik yang terdaftar di Taiwan Stock Exchange (TSE) di Taiwan periode
1992-2002, dengan sebagian besar (28.1%) dari perusahaan elektronik. Variabel
yang digunakan adalah market-to-book value, R&D expenditure, returns on
equity (ROE), returns on assets (ROA), growth in net sales (GR), and net value
added per employee (EP). Hasilnya adalah, IC berpengaruh signifikan dan positif
terhadap firm’s market value, profitability dan future financial performance.
Najibullah (2005) melakukan penelitian atas 22 commercial banks of Bangladesh,
yang terdaftar di Dhaka Stock Exchange (DSE), India. Variabel penelitian yang
digunakan adalah market-to-book value ratios (M/B), financial performance (ROA,
ROE, GR, & EP) dan menggunakan VAICTM sebagai model pengukuran. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Correlation & regression
analysis. Hasil dari penelitian ini adalah VAICTM berpengaruh positif dan
signifikan terhadap market-to-book value ratios (M/B) dan financial performance.
Ting et al. (2009) melakukan penelitian pengaruh Intellectual capital terhadap
performance of 20 financial institutions periode 1999 to 2007 di Malaysia dan menggunakan
VAICTM sebagai model pengukurannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah HCE, SCE, CEE dan ROA dan metode regresi untuk analisa data penelitian.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan
kajian literatur yang telah di-jelaskan, maka dirumuskan hipotesis penelitian:
H1: Intellectual
Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
H2: Intellectual
Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Pasar Perusahaan.
METODE
PENELITIAN
Penelitian
ini akan menguji pengaruhintellectual capital terhadap kinerja keuangan
perusahaan dan nilai pasar perusahaan. Penelitian akan menguji intellectual
capital menggunakan ukuran ROA, ROE, Employee Productivity, Market to Book
Value Ratio dan Tobin’s Q. Penelitian ini menganalisis hubungan antara
dependent variable dan independent variable.
a. Variabel
independen, yaitu faktor value added of capital employee (VACA), value added of
human capital (VAHU) dan structural capital value added (STVA).
b. Variabel
dependen, yaitu Tobin’s Q, Market to book value ratio (MBVR), Employee
Productivity (EP), Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).
Penelitian
ini menggunakan populasi perusahaan yang bergerak pada sektor perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel diperoleh dengan menggunakan
purposive sample method dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan
secara konsisten selalu terdaftar di BEI dari tahun 2008 sampai dengan tahun
2012.
2. Perusahaan
secara rutin selalu menyajikan dan mempublikasikan laporan keuangannya.
3. Perusahaan
memiliki nilai laba positif selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Selama
tahun pengamatan, terdapat 80 perusahaan yang secara konsisten mendaftarkan perusahaannya
di BEI sejak tahun 2008 hingga 2012. Lalu dengan purposive sample method didapatkan
350 laporan keuangan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel pengamatan. Untuk
menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan data sekunder berupa laporan
keuangan yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan
yang dibutuhkan adalah dari tahun 2008 hingga 2012.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji
Asumsi Klasik
Sehubungan
dengan digunakannya data sekunder, maka sebelum melakukan uji hipotesis, akan dilakukan
uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Uji
Normalitas
Hasil
uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk variabel dependen
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil
K-S di atas menunjukkan bahwa data penelitian sudah terdistribusi normal karena
nilai signifikansi variabel dependen lebih dari. α=0,05.
Uji
Heteroskedastisitas
Uji
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.Pengujian heteroskedastisitas
dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Hasil uji heterokedastisitas disajikan
dalam tabel di bawah ini:
Dari
tabel dapat disimpulkan bahwa model regresi terhadap variabel dependen tidak mengandung
heterokedastisitas. Hal ini dilihat dari nilai sig yang diatas 0,05.
Uji
Autokorelasi
Uji
autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya).
Du < DW < 4-Du
1,7565 <2,050<
2,2435
Berdasarkan
penilaian Durbin-Watson tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi
antara prediktor dengan dependen variabel karena nilai DW tepat berada di
antara Du dan 4-Du.
Uji
Multikolinearitas
Uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara varibel independen. Hasil pengujian
multikolineraritas disajikan dalam tabel ini
Pada
tabel diketahui bahwa nilai VIF dari variabel independen memiliki nilai yang
lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1. Hasil pengujian
tersebut menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas.
Structural
Equation Modeling (SEM)
Analisa
SEM yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS).
Gambar struktural untuk memvisualisasikan hubungan antar variabel-variabel
penelitian disajikan pada gambar di bawah ini:
Dengan
model struktural PLS diatas penulis lalu melakukan langkah-langkah untuk
melakukan pengujian Outer model dan Inner model.
Evaluasi
Outer Model
a.
Convergent
Validity
Dari hasil tabel
tersebut menunjukkan bahwa setiap indikator terhadap konstruknya mempunyai
nilai loading factor > 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut
valid.
b.
Discriminant
Validity
Evaluasi kedua pada
outer model adalah discriminant validity. Untuk mengukur discriminant validity
dapat digunakan nilai cross loading. Suatu indikator dikatakan memenuhi discriminant
validity jika nilai cross loading indikator terhadap konstruknya adalah yang terbesar
dibandingkan variabel lainnya.
c.
Composite
Reliability
Composite reliability
menguji reliabilitas indikator pada suatu konstruk. Suatu konstruk dikatakan
memenuhi composite reliability jika nilainya > 0,7.
Berdasar tabel dapat
disimpulkan bahwa konstruk telah memenuhi composite reliability.
Evaluasi
Inner Model
a. Nilai R-Square
Evaluasi
pertama pada Inner Model dilihat dari nilai R-Square atau koefisien
determinasi.
b. Nilai Q-Square
Nilai
Q-square menjelaskan keberagaman data dalam sebuah konstruk penelitian. Berikut
ini adalah perhitungan nilai Q-square
Qfinancial performance = 0.7296
Qmarket value= 0.1164
Nilai
Q-square untuk konstruk Financial Performance adalah sebesar 0,484. Artinya prosentase
besarnya keragaman data di konstruk Financial Performance yang dapat dijelaskan
oleh konstruk VAIC adalah sebesar 72,96%, sedangkan sisanya yaitu 27,04% dijelaskan
oleh konstruk-konstruk lain di luar penelitian ini. Nilai Q-Square untuk konstruk
Market Value adalah sebesar 11,64%. Artinya prosentase besarnya keragaman data
di konstruk Financial Market Value yang dapat dijelaskan oleh konstruk VAIC adalah
sebesar 11,64%, sedangkan sisanya sebesar 88,36% dijelaskan oleh konstruk konstruk
lain di luar penelitian ini.
c. Uji Hipotesis
Hipotesis
penelitian dapat diterima jika nilai t hitung (t-statistic) > t tabel pada
tingkat kesalahan 1,96. Berikut adalah nilai koefisien path (original sample
estimate) dan nilai t hitung (t-statistic) berdasarkan Path Coefficient yang dihasilkan
dari analisis.
Dari
nilai koefisien path didapatkan bahwa VAIC memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan (FP) dan nilai perusahaan (MV) perusahaan.
Dilihat dari nilai original sample, keduanya telah lebih besar dari tingkat signifikan
yaitu 5% (0,05) dan mempunyai nilai T-statistic lebih besar dari T-tabel yaitu 1,96.
Dengan
hasil tersebut, maka hipotesis penelitian H1 yang menyatakan bahwa Intellectual
Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan, diterima. Begitu pula hipotesis penelitian H2 yang menyatakan bahwa
Intellectual Capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Pasar Perusahaan,
diterima. Penelitian ini menyimpulkan bahwa VAIC memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dan nilai perusahaan.
Berikut
adalah kontribusi nilai yang diberikan oleh indikator-indikator kepada VAIC
Dari
hasil tabel dapat diinterpretasikan bahwa semua indikator-indikator memberikan kontribusi
nilai kepada VAIC. Dilihat dari tingginya nilai korelasi maka indikator yang memberikan
kontribusi nilai terbesar adalah STVA. Hasil ini berarti sesuai dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Chen et al. (2005) yang menyatakan structural capital
memiliki efek yang positif dan paling signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Hasil ini juga mendukung penelitian Kai et al. (2011) serta Fathi, Farahman &
Khorasani (2013) yang mengungkapkan bahwa VAIC memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dengan STVA memberikan pengaruh
paling signifikan.
Dilihat
dari nilai T-statistic dari setiap indikator kinerja keuangan maka dapat disimpulkan
bahwa indikator ROA dan ROE adalah yang paling terkena dampak paling positif
dan signifikan dari VAIC. Hasil ini mendukung hasil penelitian dari Ting &
Hooi (2009), Kai et al. (2011), Mohammad (2012).
Untuk
nilai perusahaan, penelitian ini menunjukkan bahwa Tobin’s Q terpengaruh paling
positif dan signifikan atas VAIC. Hasil ini seusai dan mendukung hasil
penelitian dari Klapper & Love (2002) serta Ali, Pakdel & Vazifeh, Q
(2011).
KESIMPULAN
Hasil
pengujian dan pembahasan dapat diringkas sebagai berikut :
1. Berdasarkan
hasil pengujian, intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan baik
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
2. Berdasarkan
hasil pengujian, Structural capital value added (STVA) berpengaruh positif dan
paling signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dan nilai perusahaan.
Human capital berada di posisi kedua dalam hal memiliki efek yang positif dan
signifikan.
3. Berdasarkan
hasil pengujian, ROA dan Tobin’s Q adalah indikator yang paling terpapar
pengaruh positif dan signifikan dari VAIC perusahaan.
Implikasi Manajemen
Intellectual
capital yang terdapat di dalam perusahaan harus dapat dikelola oleh perusahaan,
karena dapat mempengaruhi kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan. Investasi
yang utama adalah investasi dalam pengembangan sistem perusahaan dan pengendalian
internal. Berikutnya, investasi dalam pelatihan human capital juga merupakan
suatu investasi yang penting dan memilki nilai ekonomi bagi perusahaan karena
dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
Dari
nilai total effect, maka ditarik kesimpulan bahwa upaya perusahaan melakukan investasi
dalam sistem, tenaga kerja dan aset kurang tersampaikan kepada investor. Untuk
meningkatkan pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan maka manajemen
sebaiknya meningkatkan komunikasi hubungan investor misalnya dengan mengandalkan
corporate website.
Keterbatasan dan Saran untuk
Penelitian Selanjutnya
Hasil
penelitian ini berlaku pada 80 perusahaan perbankan, keuangan dan pertambangan yang
menjadi objek penelitian pada tahun 2008-2012. Berikutnya yang menjadi catatan adalah
uji Q-Square, konstruk VAIC terhadap nilai pasar perusahaan yang hanya menjelaskan
sebesar 11,64%, sementara sisanya 88,36% adalah pengaruh dari luar penelitian
ini.
Terbatasnya
hasil penelitian ini hanya untuk sejumlah objek penelitan di atas dan terbuka kemungkinan
hasil yang berbeda apabila menambahkan jumlah sampel atau periode yang lebih
panjang, sehingga penelitian yang akan datang dapat memberikan hasil yang lebih
menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
DAFTAR REFERENSI
Ali, A.D., Pakdel, A.,
& Vazifeh, Q. (2011). Intellectual Capital, Corporate Value and Corporate
Governance: Evidence from Tehran Stock Exchange. Interdisciplinary Journal Of
Contemporary Research In Business, 3(6), 865-873.
Chen, M., Cheng, S.,
& Hwang, Y. (2005). An Empirical Investigation of The Relations between
Intellectual Capital and Firm’s Market Value and Financial Performance. Journal
of Intellectual Capital, 6(2), 159- 176.
Fathi, S., Farahmand,
S., & Khorasani, M. (2013). Impact of Intellectual Capital on Financial
Performance. International Journal of Academic Research in Economics and
Management Sciences. 2(1), 6-12.
Firer, S dan Williams,
M. (2003). Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate
Performance. Journal of Intellectual Capital. 4(3), 348-360.
Kai, S., Han, K., &
Wendy. (2011). Charting Intellectual Capital Performance of the Gateway to
China. Journal of Intellectual Capital. 12(2), 249-276.
Kuryanto, B dan
Syafruddin, M. (2008). Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak, 1-30.
Klapper, L. F. and
Love, I. (2002). Corporate Governance, Investor Protection and Performance in
Emerging Markets. World Bank Working Paper no 2818.
Mohammad, A. (2012).
The Effect of Intellectual Capital on Firm Performance: An Investigation of
Iran Insurance Companies. Journal of Measuring Business Excellence, 16(1),
53-66.
Muhammad, N. and
Ismail, M. (2009). Intellectual Capital Efficiency and Firm’s Performance:
Study on Malaysian Financial Sectors. International Journal of Economics and
Finance, 1(1), 16-31.
Pulic, A. 1998.
“Measuring the Performance of Intellectual Potential in Knowledge Economy”.
Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on Measuring and Managing
Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential.
Putri, R. (2012).
Pengaruh Dividend Per Share, Return On Equity dan Net Profit Margin terhadap
Harga Saham Perusahaaan Industri Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek
Indonesia 2006-2010. Jurnal Nominal, 1(1). 104-123.
Ting, I. & Hooi.
(2009). Intellectual Capital Performance of Financial Institution in Malaysia.
Journal Intellectual Capital, 10(4), 588-599.
Tan, H., Plowman, D.,
& Hancock, P. (2007). Intellectual Capital and Financial Returns of
Companies Journal of Intellectual Capital, 8(1), 76-95.
Ulum, I. Ghozali, I.,
& Chariri, A. (2008). Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan:
Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares. Simposium Nasional
Akuntansi
Yuniasih, N., Wirama
D., & Badera. I,. (2010). Eksplorasi Kinerja Pasar Perusahaan: Kajian
Berdasarkan Modal Intelektual. Simposium Nasional Akuntansi 13, 1-28.