Selasa, 06 November 2012

Cara Mensosialisasikan Koperasi Kepada Masyarakat

Cara untuk monsosialisasikan koperasi kepada masyarakat menurut saya ada 2, bisa dengan cara modern dan bisa juga dengan cara lama. Dengan cara modern bisa dengan menggunakan media-media elektronik maupun non elektronik. Kita bisa saja memperkenalkan koperasi dengan berbagai cara menarik perhatian masyarakat luas dan juga kaum-kaum muda. Contohnya ialah dengan mensosialisasikan sesuatu melalui internet, salah satunya adalah youtube. Kita bisa saja membuat iklan atau film kecil tentang koperasi lalu kita upload ke youtube agar orang-orang bisa melihatnya, tentu lebih mudah dan juga efisien.
Sedangkan dengan cara lama, kita bisa mengumpulkan masyarakat, warga- warga, lalu kita beri mereka pembinaan tentang koperasi, menjelaskan apa-apa saja itu koperasi, apa gunanya, fungsinya untuk masyarakat luas, sehingga masyarakat jadi lebih tau dan bisa memanfaatkan koperasi untuk memajukan perekonomian mereka, sehingga perekonomian di daerah mereka jadi meningkat juga, otomatis tingkat perekonomian di Indonesia lama-lama juga akan ikut meningkat sejalannya dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin sehat di masyarakat.
Bisa juga dengan membagikan brosur, pamflet atau semacamnya yang bisa memperkenalkan koperasi lebih mendalam, berikan janji-janji menarik seperti diskon setiap pembelian barang tertentu. Dalam hasil survey masyarakat Indonesia senang dengan yang namanya janji. Berikan pelayanan yang sangat memuasakan terhadap masyarakat.
Agar masyarakat lebih tertarik lagi pada koperasi, koperasi tersebut sebaiknya membuat program-program baru yang menambah minat masyarakat. Selain itu, pengurus-pengurus koperasi pun memberikan jaminan penuh kepada calon anggota, sehingga calon anggota dapat tertarik untuk menjadi anggota dan mengikuti kegiatan koperasi, yang membuat koperasi menjadi terlihat hidup.
Dalam mensosialisasikan koperasi, koperasi juga dapat membuat tim yang bertugas untuk membuat program dalam hal mensosialisasikan koperasi secara menarik, yang dapat menarik minat masyarakat dalam hal menjadi anggota atau mempercayakan koperasi dalam hal memenuhi kebutuhan mereka. Karena menganggap koperasi yang terbaik.
Selanjutnya dengan membuat seminar-seminar tentang koperasi. Dengan begitu koperasi dapat menyebarluaskan koperasi dengan terbuka. Membuat koperasi tersebut di setiap kampus-kampus. Karena tanpa disadari mahasiswa memiliki keingin tahuan yang tinggi, mahasiswa juga  memiliki ide-ide cemerlang dalam hal menarik minat masyarakat, yang mungkin bisa diaplikasikan didunia koperasi, dengan mengikuti seminar tersebut, mahasiswa dengan mudah dapat menambah inspirasinya. Dan mahasiswa berpotensi penuh yang nantinya akan meneruskan generasi sekarang. Bisa juga membuat seminar-seminar di Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Dasar sehingga sejak dini mereka para gerenasi muda bangsa kita ini dapat mengenal koperasi dan bisa tertarik untuk bergabung bersama koperasi untuk kedepannya dan membantu kemajuan koperasi nantinya.
Memberikan seminar-seminar tentang koperasi pada masyarakat umum juga perlu dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga koperasi dapat tersosialisasikan dengan merata kesemua kalangan masyarakat Indonesia. Kinerja pengurus ditingkatkan untuk membuat seminar-seminar tersebut. Seminar itu diberikan judul yang unik, agar masyarakat tertarik untuk berpartisipasi dalam seminar tersebut.
Dalam pembinaan pemerintah, pendekatan untuk memberdayakan koperasi dikenal dengan pendekatan tiga tahap, yaitu :
  • Pertama, pendekatan officiaisasi. Pada pendekatan ini pemerintah lebih banyak melakukan pendekatan struktural, artinya menyusun seluruh kebijakan yang benar dibutuhkan untuk mengembangkan koperasi sesuai dengan jatidirinya. Penekanan pada pendidikan, pelatihan dan penyuluhan serta promosi membangun citra koperasi merupakan bagian yang penting pada tahap ini. Era ini juga disebut era PRAKOPERASI.
  • Kedua, tahap DE-OFFICIALISASI. Pada era ini pemerintah suah mulai memberikan peluang-peluang usaha kepada koperasi. Pada era ini diperlukan keberpihakan pemerintah untuk membangun akses koperasi terhadap pasar, modal, informasi dan institusi. Akses dan peluang yang diberikan pemerintah diberikan setelah koperasi menemu kenali jatidirinya. Jadi secara bertahap, tahap satu dan tapah dua dapat dikerjakan dalam suatu proses learning by doing secara hati-hati.
  • Dan tahap ketiga jika organisasi koperasi sudah benar-benar menemu kenali jatidirinya, setelah nilai-nilai dasar, etika koperasi dan prinsip koperasi tertanam dalam bangun perusahaan koperasi. Secara bertahap pemerintah mengurangi perannya dan mengupayakan koperasi yang otonom tanpa bantuan pemerintah. Koperasi sudah dapat menjadi mitra sejajar dengan bangun perusahaan lainnya

Sekian dari saya, Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mensosialisasikan koperasi kepada masyarakat menurut saya dan menurut pembinaan pemerintah. Saya sangat mengharapkan agar koperasi di Indonesia dapat terus maju dan berkembang karena koperasi adalah salah satu badan usaha yang menyediakan fasilitas untuk masyarakat kecil dan menengah Mudah mudahan tulisan ini bisa membantu para pembaca dan bisa membantu saya sebagai bahan penilaian untuk mata kuliah softskill saya.
Banyak manfaat yang bisa kita tarik dari pembahasan diatas, mudah mudahan kita dapat menerapkan dalam kehidupan dengan baik. Dan saya ucapkan terima kasih banyak kepada sumber referensi dibawah ini yg sudah membantu saya dalam mengerjakan tugas ini.

Referensi :  
·        Muslimin Nasution
KOPERASI
MENJAWAB KONDISI EKONOMI NASIONAL, Cet. 1
Jakarta : Penerbit PIP & LPEK, Agustus 2008
ISBN : 978-979-18268-0-8

Nama : Danang Prawibowo
Kelas  : 2EB08
NPM   : 21211707


Siapkah koperasi menghadapi era globalisasi ?

            Menurut saya koperasi indonesia dalam menghadapi era globalisasi sebagian sudah ada yang siap dan sebagian juga masih dalam tahap persiapan untuk menghadapinya.
          Sekarang, koperasi menghadapi lingkungan yang sudah mengalami perubahan besar, sisa-sisa reruntuhan akibat krisis ekonomi masih tampak dimana-mana. Mestinya, perubahan besar yang ditandai dengan menguatnya praktik demokrasi ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk memulai lagi upaya pengembangan koperasi dengan strategi dan cara yang benar. Pada abad ini sudah saatnya kperasi dihadirkan sebagai sarana yang efektif untuk menghadapi era globalisasi membebaskan masyarakat dari kesengsaraan ekonomi akibat krisis, membangun kesejahteraan mereka dalam jangka panjang sekaligus melaksanakan amanat UUD 1945, yakni memberdayakan masyarakat.
          Dalam pemikiran yang lebih jauh, kehadiran koperasi juga sangat diperlukan untuk “membentengi” masyarakat dari dampak buruk pasar bebas yang sudah mulai berlangsung. Seperti sudah banyak terbukti dibanyak negara (bukan cuma Eropa, tetapi juga Amerika dan beberapa negara di Asia seperi Jepang), koperasi bisa melingdungi kepentingan petani dari kerasnya persaingan komoditas pertanian dipasar dunia.
          Sukses sebuah koperasi, harus dilihat dari keberhasilannya dalam mempromosikan anggotanya. Dalam hal ini, promosi anggota diartikan sebagai kegiatan untuk meningkatkan atau memperbaiki keadaan ekonomi anggota dan meningkatkan kesejahteraan anggota sebagai pemilik sekaligus pelanggan koperasi dengan tujuan menghadapi era globalisasi. Dalam hal ini, bentuk kegiatan koperasi bisa bermacam-macam, tergantung kepentingan ekonomi dan potensi yang dimiliki anggotanya.
          Koperasi pada era ini akan mampu menampilkan keunggulannya dalam dunia persaingan global, seperti layaknya koperasi di negara kapitalis lainnya seperti Amerika, Eropa, Jepang. Jika koperasi mampu mengembangkan bangun usaha sesuai dengan jatidirinya diharapkan koperasi dapat mewujudkan cita-cita Bung Hatta bahwa koperasi akan menjadi sokoguru perekonomian nasional. Indonesia sebagai negara agraris yang mayoritas mata pencaharian penduduknya mengelola usaha tani, sudah selayaknya banun usaha yang mewadahi kegiatannya didominasi bangun usaha koperasi.
          Upaya  “menghidupkan”  kembali koperasi ditengah-tengah serbuan raksasa kapitalis itu sangatlah berat, apalagi di negara semacam Eropa Timur dan Tengah yang telah mengambil jalan radikal membubarkan koperasi-koperasi. Meskipun koperasi memiliki sejarah pertumbuhan dan perkembangan yang cukup panjang di negara negara tersebut, upaya demikian tetap saja tidak mudah dilaksanakan. Pada saat ini, posisi dan keberadaan koperasi setahap demi setahap tampaknya sudah membaik, hal ini tentunya tidak terlepas dari peran serta komitmen  masyarakat koperasi di seluruh dunia.
          Peranan pemerintah itu mengalami perubahan pula di belahan dunia lainnya, terutama di Afrika dan Amerika Latin, fluktuasi ekonomi yang dramatis telah memaksa pemerintah negara-negara diwilayah itu merestrukturisasi ekonomi nasionalnya, dengan resiko dan konsekuensi merusak tatanan sosial, sedikitnya dalam jangka waktu yang pendek. Pemerintah dipaksa untuk mengurangi peranannya dalam bidang ekonomi, koperasi terkena imbasnya sehingga tidak lagi memperoleh kemudahan atau fasilitas yang biasa diperoleh sebelumnya.
          Dalam negara yang kondisinya seperti itu, banyak koperasi yang sudah menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan itu, tetapi banyak pula yang belum sehingga masa depannya terkatung-katung. Tantangan utama yang dihadapi koperasi-koperasi di Selatan adalah bagaimana mempertahankan dan membangun organisasinya dengan visi dan misi yang jelas yang dapat dibedakan secara langsung dengan visi dan misi lembaga ekonomi lainnya.
          Demikian pula dengan yang terjadi di negara-negara industri maju, seperti di Eropa Barat dan beberapa negara di Asia Timur. Koperasi harus terlibat dalam kompetisi melawan perusahaan-perusahaan besar, yang tidak jarang, lebih berpengalaman dalam menciptakan syarat-syarat untuk menjadi pemenang dalam persaingan tersebut, antara lain syarat efisiemsi dan akumulasi kapital.
          Sebenarnya fenomena ini terjadi pula di negara negara berkembang, termasuk indonesia. Perbedaannya, koperasi dinegara maju lebih siap bersaing untuk menghadapi era globalisasi yang ditunjukkan (salah satunya) kemampuan mereka untuk mengefesienkan aktivitas usahannya, sedangkan di negara-negara berkembang, menciptakan efesiensi dalam koperasi hampir sama artinya dengan mengabaikan nilai-nilai dasar dan jatidiri koperasi.
          Jadi saran saya agar koperasi siap menghadapi era globalisasi yaitu dengan membangun koperasi sesuai dengan jatidirinya, mudah-mudahan pada masa depan diharapkan koperasi telah siap menghadapi era globalisasi dan menunjukkan citra yang positif ditengah masyarakat sebagai wadah mandiri bagi kegiatan ekonomi kerakyatan yang kokoh sehingga benar-benar dapat mewujudkan amanat yang ditetapkan UUD 1945.
REFERENSI :
·        Muslimin Nasution
KOPERASI
MENJAWAB KONDISI EKONOMI NASIONAL, Cet. 1
Jakarta : Penerbit PIP & LPEK, Agustus 2008
ISBN : 978-979-18268-0-8

Nama : Danang Prawibowo
Kelas  : 2EB08
NPM   : 21211707